Setelah ketengahkan tentang materi sebelumnya tentang kampanye 2024 dan juga substansi pemilu, tak kalah penting menyajikan kejadian kejadian sesudah pemilu. Banyak pengamat, pelaku (panitia yang terlibat dan pemilih), sorotan media baik dalam dan luar negri bahwa pemilu tahun ini banyak dinamika. Dinamika ini tak lain tentang penghitungan yang ada bias baik QC (Quick Count) dengan Real Count (RC) yang keduanya saling jadi perdebatan terutama kontestan untuk pilpres 01, 02, 03. Yang unik berdasarkan QC, paslon 02 yang dengan gegap gempita langsung rayakan kemenangannya. Pantaskah ?. Tentu ini jadi pertanyaan besar, kenapa ?. Karena penghitungan belum selesai. 

Inzet foto : warga jakarta pemilik JNE donasi 2 M untuk sewa JIS jakarta untuk (01)

pemilik JNE

Di lain pihak, 02 dan 03 merasa dirugikan dengan banyaknya perilaku kecurangan kecurangan, yang akhirnya membuahkan hak angket yang digulirkan pekan ini. Hak angket ini adalah bagian dari hak yang dimiliki wakil wakil rakyat untuk mengevaluasi kinerja panitia yang belum lama berlangsung. Dari sisi kinerja, sebenarnya pemilu tahun ini sudah cukup baik dibandingkan 5 tahun lalu yang diberitakan dengan banyaknya korban yang wafat entah kelelahan atau faktor lain (penyakit akut yang kambuh saat bertugas). Bahkan usai pemilu pun masih ada demo besar besaran yang diwarnai dengan adanya korban yang meninggal, dan terjadi saat bulan puasa (ramadhan). cahpondokkan saat itu memang agak banyak saksikan meski dari jauh (online) terhadap kejadian kejadian pasca pemilu 2019.

Masing masing peserta pemilu terutama sisi pemilihan presiden (pilpres) inilah yang menyita perhatian dan atensi berlebih. Tak tanggung tanggung, tiap TPN (Tim Pemenangan Nasional) ke-3 kontestan selalu menghadirkan tokoh tokoh berkelas baik dari : pengusaha, mantan pejabat (pensiunan), mantan jendral (purnawirawan), tokoh nasional, artis, tak terkecuali para ulama (kyai). Untuk pemilihan anggota legislatif (pileg), nampaknya semua sudah menerima dengan berbesar hati (legowo). Yang sangat dan amat menyita perhatian hingga detik ini bahkan hingga bulan depan adalah perjalanan perhitungan pilpres. 

sebuah banner ajakan sebagai respon pemilu

Tak tanggung tanggung, sekaliber pakar IT Bp Roy Suryo yang masih konsen dengan dunia IT menemukan hal hal yang bias, apa itu ?. Yakni server pengolah data bukan di negri sendiri, namun dikerjakan sebuah mitra di luar negri yang ditengarai banyak keganjilan (kecurangan) dan kabarnya mulai pekan ini server pengolah data ini sudah dipindahkan ke dalam negri (indonesia). Apakah sekedar penghitungan penghitungan hingga statistika hasil dengan data masuk lembaran (C-1) musti melibatkan luar negri ?. Tentu saja masih rumit untuk manajerial mall, pabrik, oil company dll  yang banyak sekali komponen atau variabel. Tentu melibatkan pihak luar yang sulit dideteksi meski akhirnya ketahuan akhir akhir ini, tak lain tak bukan teknis lagi. Akan tetapi sudah masuk ranah politis.

inzet video : penjelasan para pakar (profesor)


Tiap tiap pertandingan, perlombaan, kompetesi tentu masing masing punya strategi untuk menjadi pemenang bila perlu jadi juara-1, tak boleh jadi runner up (juara-2). Apalagi memilih calon presiden dan wakil presiden. Hanya saja, jika strategi untuk menjadi pemenang ini macam macam caranya. Dengan cara cara yang yang legal (jujur) atau obyektif hingga cara cara yang menikung (curang) tentu akan ada. Yang penting dengan makin membesarnya temuan temuan kecurangan tersebut akan ada keputusan tegas terhadap para pemain pemain yang bertanding. Hanya wasitnya siapa ? Dan apakah wasit ini netral atau bisa diterima semua peserta ?.
Kita tunggu hasilnya bulan depan

respon pasar usai pelaksanaan pemilu dan bansos

Bila dianalisa singkat, 01 dan 03 ini dulu saling kontrakdiksi karena 03 pun memenangkan pemilu dengan banyak keganjilan. Namun kali ini 01 dan 03 sepertinya bersinergi, karena ada andil langsung orang nomor-1 di Indonesia cawe cawe (urun rembug) dan ternyata yang andil adalah putra mahkota dan menjadi pasangan calon (paslon) nomor-2. Musuh itu kadang sesaat saja, nanti akan bersatu setelah tujuan atau kepentinganya sejalan bahkan hampir sama.

Wallohu A'lam