Tahun 2019 yang gegap gempita dengan Pak PS demikian panggilan Prabowo Subianto sebagai capres dengan nomor urut 02 mengusung Sandiaga Uno sebagai cawapres. Meski dinyatakan kalah, perjuangan mendukung paslon 02 tidak kalah meriah dan simpatik dengan 01 (Jokowi - Makruf Amin). Tiada putar putaran, langsung babak final dan sangat mencolok kegiatan 02 adalah penggalangan massa serta dana secara insidensial (dadakan). Yang cukup fenomenal saat putaran akhir di Solo, tepatnya stadion Sriwedari. Massa cukup banyak serta tertib dan disediakannya counter counter makan siang entah soto atau bungkusan. Itu pak PS kurang lebih 5 tahun lalu. Pesaing berat presiden sekarang Bp Jokowi yang akan segera berakhir.

2019 saling rival, 2024 sekubu dg GR putra JKW

Dinamika politik alami perubahan, seperti dialog capres beberapa hari lalu bahwa pak ARB (Anis Rasyd Baswedan) katakan pak Prabowo kurang sabar menjadi oposisi yang sebenarnya diperlukan sebagai kekuatan penyeimbang agar kekuasaan berjalan ada kontrol yang obyektif diluar kekuasaan itu sendiri. Logikanya, jika bagian dalam kekuasaan bagaimana bisa mencegah, menyarankan, hingga mengoreksi secara obyektif ?. Itulah harapan warga +62 yang kebetulan sebagai pemilih paslon-02. Tak kurang rangkaian kejadian dalam rangka protes hasil pemilu 5 th lalu memakan korban jiwa, kebetulan cahpondokkan mengikuti live stramingnya saat demo di jakarta termasuk korban siswa yang masih SLTP kena tembakan aparat. 

inzet video : sebuah pemikiran/ ide/ ijtihad ttg politik dari Gus Baha'

Yaah, itulah debut dan rekam jejak pak PS yang menjadi idola rakyat indonesia sebagai pesaing utama JKW-MA yang kebetulan presiden masih dipegang oleh JKW. Bahkan ARB juga di posisi sama, sebagai pendukung secara tak langsung 02, hanya karena masih sebagai Gubernur DKI harus jaga image sebagai seorang kepala daerah (netral).

Setelah Pak PS masuk jajaran birokrasi (mentri) kabinet paslon pemenang yakni 01, inilah awal presiden mulai perankan sebagai regulator semua jajarannya/ bawahannya. Tak luput pak PS sendiri yang awalnya sebagai rival (saingan). Mungkin PS sendiri berangkat dari self vestedabnormal unt interest, tidak menjangkau para pemilih yang belum lama ini mendukung-02 yang tentunya amat dan sangat kecewa, kenapa ? yahh.....dukungan dengan sukarela, ringan tangan, gotong royong tanpa sekat buat paslon 02 begitu kental. Harapannya akan konsisten meskipun dinyatakan kalah oleh panitia pemilu ybs. 

inzet video : cawapres 02 saat beraksi di acara dialog/ diskusi/ debat

Okey....harapan tinggal harapan dan pak PS akhirnya memerankan lakon pasca pilpres dengan langkahnya sendiri. Kurang lebih 4-5 tahun bersama mantan rival (saingan) yakni pak JKW akhirnya dengan lobi dan kelihaian pribadi justru pak PS dipinang untuk nyapres mendampingi putra presiden sebagai cawapres. Melihat rangkaian media baik audio video, awalnya memang konflik internal di tubuh banteng merah tak terelakkan terutama mantan walikota Solo yang masih solid sikapnya akan kekecewaan terhadap sikap presiden terhadap poitik balas budi (jasa) kepada partai yang membesarkannya hingga menjadi RI-1. 

inzet video : tanggapan sebuah dialog kemarin yang ditayangkan media TV

Diangkatnya Gibran (GR) bisa jadi eforia maunya 3 periode yang ternyata gagal, hingga Mahfud MD pun amat mencegahnya terhadap kemauan 3 periode itu. Hingga politik cawe cawe akhirnya keluar kandang bahkan dari ucapan orang nomor-1 Indonesia itu secara langsung. Yang bisa jadi awalnya berseteru antara 2 dan 3, sekarang bisa saja berubah arah menjadi sebuah kemesraan. Apa mungkin ?. Kita simak politik cawe cawe yang sudah keluar, serta dinaikkanya GR yang masih walikota Solo sebagai cawapres sementara pernah jd perdebatan secara yuridis tentang usianya. Ditambah lagi proyek IKN yang serasa masih bernilai starting saja (belum kelihatan) serta menjadi issu nasional. Apalagi kedekatan dengan negara tunggal sebut saja China, akan menjadikan rival politik menjadi makin tajam untuk melantunkan kritisinya. Inilah yang akhirnya bisa jadi 02 -03 akan menjadi komulatif politik menjadi jamaah bersama. Toh, capres semacam Ganjar (GP) juga Mahfud MD (MM) saat ini masih menjadi struktural yang berada di bawah Presiden meski cakupan pendukungnya dengan wadah berbeda.

GP main pingpong tadi pagi di CFD Solo

Perjuangan justru berat di sisi 01 atau (Amin : Anies - Cak Imin). Ada berbagai hambatan entah diskusi terbuka atau sekedar mau dialog sebagian alami hambatan, katakanlah acara dibatalkan atau alami pindah tempat secara mendadak. Pernah terjadi diskusi buku atau bedah buku kebetulan penyusun adalah mantan pejabat di sebuah BUMN dan bersebrangan dengan kebijakan saat ini. Acara yang sedianya akan diadakan di Pasca Sarjana UGM, tiba tiba dialihkan ke sebuah hotel dengan alasan sedang ada maintenance kelistrikan. Sebuah alasan yang upnormal untuk sebuah gedung setingkat pasca sarjana, karena sebelumnya sudah mengantongi ijin dan pemberitahuan. Acara nya juga bedah buku, bukan dukungan atau support paslon tertentu. Ini satu contoh saja, dan bilamana terjadi dimana mana, justru menjadi preseden kurang baik terutama rival rival serta yang sedang berkuasa.