Siapa tak kenal sayyidah Aisyah RA, diantara para istri nabi Muhammad SAW yang terkenal kecerdasannya. Berapa banyak peran wanita yang menjadi ummul mukminin ini memberikan penjelasan baik ayat, hadist serta pemahaman usai suami (rasululloh SAW wafat). Dunia tulis menulis yang belum familier, memaksa para sahabat hingga para istri Nabi SAW untuk selalu menggunakan memori dengan baik dan optimal manakala persoalan, perselisihan, pemahaman alami bias (menyimpang) di kemudian hari. Di tulisan ini akan dicantumkan sebuah contoh yang terdapat dalam hadis Bukhori tentang perseteruan keluaga khalifah (Muawiyah RA) dengan putra Abu Bakar RA yang bernama Abdurrahman Bin Abu Bakar RA. Marwan Bin Hakam yang diangkat sebagai penguasa (gubernur) Hijaz (wilayah barat saudi arabia saat itu) anggap bahwa Abdurahman Bin Abu Bakar RA yang tak mau baiat disamakan dengan anak yang durhaka kepada orang tuanya.

Tentang strategi atau kelola sebuah sistem, blog ini telah menurunkan tulisan yang agak fenomenal yakni tentang keringanan nabi thd mata mata . 

Penguasa yang tentu masuk kategori sahabat ini berpedoman pada QS Al Ahqof 17 ini, ternyata keliru pemahaman menurut Aisyah RA.

وَٱلَّذِى قَالَ لِوَٰلِدَيْهِ أُفٍّ لَّكُمَآ أَتَعِدَانِنِىٓ أَنْ أُخْرَجَ وَقَدْ خَلَتِ ٱلْقُرُونُ مِن قَبْلِى وَهُمَا يَسْتَغِيثَانِ ٱللَّهَ وَيْلَكَ ءَامِنْ إِنَّ وَعْدَ ٱللَّهِ حَقٌّ فَيَقُولُ مَا هَٰذَآ إِلَّآ أَسَٰطِيرُ ٱلْأَوَّلِينَ

Dan orang yang berkata kepada dua orang ibu bapaknya: “Cis bagi kamu keduanya, apakah kamu keduanya memperingatkan kepadaku bahwa aku akan dibangkitkan, padahal sungguh telah berlalu beberapa umat sebelumku? lalu kedua ibu bapaknya itu memohon pertolongan kepada Allah seraya mengatakan: “Celaka kamu, berimanlah! Sesungguhnya janji Allah adalah benar”. Lalu dia berkata: “Ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang dahulu belaka”.

Tentu maksud ayat tersebut ditujukan kepada anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya, yang kebetulan anak ini tidak percaya dengan akhirat (hari kiamat) yang mana di hari itu ada perhitungan amal amal (perbuatan) baik atau jelek yang diawali dengan adanya hari kebangkitan. Anak tsb sampai mengatakan bagaimana dengan umat atau kaum sebelumnya ?. Tentu ini adalah bagian dari ilmu Alloh SWT, bahwa umat umat sebelumnya pasti akan dibangkitkan, hanya saat ini belum ada kejadiaanya sebab generasi saat ii masih hidup. Simak hadist dlm Bukhori (google : 4453, kitab asli : 4827).

Anggapan sang pejabat (Marwan Bin Hakam RA) kepada putra Abu Bakar RA tentu saja salah alamat. Kenapa demikian ? Abdurrahman Bin Abu Bakar RA sudah menjadi muslim bahkan hidup bersama rasululloh hingga mengikuti beberapa medan jihad (perang). Ayahnya apalagi, insan terbaik kedua sesudah rasululloh SAW dan dijamin masuk jannah tanpa hisab.  Akan tetapi, bisa jad masalah pandangan poitik yang beda menjadikan sang gubernur (pejabat tsb) menuai khilaf. Putra Abu Bakar RA menolak baiat kepada khalifah yakni Yazid Bin Muawiyah RA, bahkan menyamakan menolak baiat dengan durhaka kepada orang tuanya. 

Untunglah, saat akan menangkap Abdurahman Bin Abu Bakar RA berhasil masuk rumah Aisyah RA dan akhirnya urung penangkapan tersebut. Bisa jadi karomah rumah dimana ayat yang dimaksud sang pejabat (gubernur tsb) turun di rumah ini. Dan Aisyah RA sempat memberitahukan tentang maksud ayat ini bahwa Alloh SWT tak menurunkan kepadaku kecuali tentang udzur ku (tentang ashabul ifqi) yakni masalah fitnah Aisyah RA kepada sahabat nabi Muhammad SAW Sofwan Ibnu Mu'athol RA. Artinya sang istri Nabi SAW ini meluruskan pemahaman yang dimiliki atau informasi yang sampai kepada gubernur Marwan Bin Hakam RA.

Ada sekelumit hikmah dibalik kejadian ini (sesudah Nabi SAW wafat) di masa khalifah yang dipegang bani Umayah tsb antara lain :
  1. Level gubernurI hingga khalifah, masih menggunakan ayat Al Quran sebagai panutan meski terkadang aplikasinya mengalami bias (keliru)
  2. Istri Nabi SAW selama masih hidup ternyata masih berwibawa kedudukannya di hadapan pejabat hingga khalifah, meski suaminya (nabi Muhammad SAW telah wafat)
  3. Meluruskan pemahaman yang salah adalah hal yang penting, terutama mereka yang memiliki ilmu dien (islam) tanpa memandang status. Meski dibalik hijab (tirai) Aisyah RA mengkritisi keputusan gubernur yang salah saat itu
  4. Ayat Al Quran, pasti dan tak ragu kebenarannya. Namun bisa jadi dalam penerapan masih salah dikarenakan salah penafsiran apalagi dihinggapi subyektifitas (Abdurahman RA tak mau baiat).
  5. Pandangan Abdurahman RA, yang menjadikan pejabat ini marah karena khalifah dikembalikan kepada Dewan Syuro (musyawarah) bukan dengan nepotisme atau dinasti (Umayah).
  6. Sebagai umat nabi Muhammad SAW, cukuplah ini sebagai pelajaran adanya beda pandangan diantara sahabat atau tabi'in terutama tentang kekuasaan. Maklum kekuasaan memang cukup menggoda dan umumnya terjadi saling tega terhadap pesaing atau rival meski kualitas keimanannya sama
  7. Hadist ini dimasukkan Imam Bukhori dalam sahihnya, menunjukkan atsar (jejak atau rekam) baik sahabat sahabat Nabi SAW serta di bawahnya tetap merupakan generasi terbaik sepanjang masa karena menggunakan kalamulloh sebagai pijakan
Wallohu A'lam