Para penggemar kajian hadist Bukhori bilamana sampai kitab qitaal atau jihad atau semacam perang dalam berbagai musnad  (kitab hadist) tentu akan terkenang dengan 1 orang yang masuk sohaby (sahabat yang dekat dan bermuamalah dengan Nabi Muhammad SAW) yakni Hatib Bin Abi Balta'ah RA. Keistimewaan sahabat ini adalah hijrah sendirian dengan rela meninggalkan kerabatnya di Makah padahal kerabatnya ini juga tak miliki jaminan keamanan dari mereka yang memusuhi islam baik Quraisy atau lain lainnya. Sebuah resiko yang tak semua berani nempuh langkah ini, dan nampaknya ini yang akan jadi sandaran, alasan, argumentasi saat ia masih dalam ampunan bahkan perlindungan dari Rasululloh SAW sebagai kholifah atau pemimpin sebuah daulah yang sudah mapan (lebih 5 th Nabi SAW berada di Madinah). Membaca, menelaah, mengkaji tentang hadist bertipe demikian memang pelik dan tak cukup dengan slogan : mari kembali Quran dan Sunnah dengan murni. Kenapa demikian ? karena ini menyangkut kenegaraan, rahasia pemimpin, misi dan visi daulah bahkan keterkaitan dengan wahyu (petunjuk dari Yang Mengutus yakni Alloh SWT). Jika hanya sebagai perorangan, mungkin cukup mencintai Khatib RA sudah bagian dari iman, beliau muhajirin meskipun sementara disisi lain ada kesalahan besar dan berat di mata Rasululloh SAW. Bahwa bagian dari iman adalah : mencintai semua kalangan Muhajirin dan Anshor, adalah diantara cabang iman tak terbantahkan, makna tersirat dalam (QS At Taubah : 100).

وَالسّٰبِقُوْنَ الْاَوَّلُوْنَ مِنَ الْمُهٰجِرِيْنَ وَالْاَنْصَارِ وَالَّذِيْنَ اتَّبَعُوْهُمْ بِاِحْسَانٍۙ رَّضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمْ وَرَضُوْا عَنْهُ وَاَعَدَّ لَهُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ تَحْتَهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَآ اَبَدًا ۗذٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ

At Taubah 100 :  Dan orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung.

sumber gambar : taawundakwah

Aset keumatan muslimin saat ini meski tetap diperlukan jika diurai masih bersifat : ritual, amaliyah, pengerahan massa, pengamanan aset ekonomis dll sekali lagi yang demikian tetap diperlukan karena di dalamnya ada muslimin massal dan jumlah banyak. Juga sebagian kesukaan Nabi Muhammad SAW yakni, bahwasanya beliau  akan berbangga dengan jumlah umat islam yang melebihi jumlah umat sebelum sebelumnya. Memang jika berbagai sisi yang dikemuka, hampir hampir tidak ada salahnya dengan apa yang dilakukan muslimin. Hanya kenapa dunia islam mudah untuk dibuat berpecah belah ?. 

Justru kisah nyata Khatib RA ini musti menjadikan inspirasi bahwa muslimin perlu adanya tim independen yang akan mengungkap kejadian secara netral dan faktual, dan disokong berbagai kalangan terutama ormas yang tentu punya masa dan dana.  Hanya cara berhidmat dengan apa, bagaimana, oleh siapa, dari siapa dan untuk apa, ini yang perlu rumusan berbagai kalangan. Jika ormas tidak mau andil, cukup sekiranya dari kalangan ummat islam saja secara massal dan ini sebuah modal besar. Sehingga kejadian kejadian semacam km-50 dengan dukungan moril besar akan menjadikan kedoliman kedoliman terhadap umat islam terkurangi, minimal demikian. Bagaimana seh rentetan kejadian sebenarnya kisah Hatib RA ini ?

Secara singkat saja inti hadist 4274 kitab asli atau terjemahan di pdf google : 3939, bab maghozi (perang) : ada kebocoran informasi tentang adanya rencana serbuan nabi SAW nanti di Makkah (yang akhirnya dinyatakan dg fathu makkah oleh para cendekiawan muslim karena kaitan dengan surah Al Fath), yang tentu ini juga berdasarkan wahyu Ilahiyah SOP nya. Seorang sahabat tadi Hatib RA membuat surat pembocoran rahasia ke kerabat dan familinya Makkah lalu dikirim via wanita yang biasa bepergian madinah - makkah dan beliau wanita ini seorang diri. Woow......memang wanita arab termasuk pemberani, dalam contoh ini. Sesampainya di roudhoh Khokh wanita ini ditangkap oleh inteljen Nabi SAW yang terdiri dari : Imam Ali RA, Zubeir Bin Awwam RA dan Miqdad RA. Awalnya wanita misterius ini menolak dan tidak mengaku, akhirnya Imam Ali RA mengancam akan buka paksa, dan saat wanita itu juga yakin ke-3 nya utusan rasululloh akhirnya wanita tsb bersedia membuka sesuatu/ kertas/ lembaran dari tutup kepalanya. Yang hebat dari kejadian itu, wanita tsb minta menjauh sedikit menghindari pandangan langsung para pria itu. Inilah marwah diantara wanita arab dan menjaga kehormatan meski ia bersalah. Setelah diserahkan lembaran yang isinya pesan pesan penting lalu dibawa ke Rasululloh SAW yang sudah ditunggu Umar RA. Penulis pesan itu adalah Hatib Bin Abi Balta'ah RA dan dipanggillah sahabat itu. 

terjemahan panjang hadist 4272 atau 3939 pdf

Terjadi dialog empat mata antara Nabi SAW dan Hatib RA dan sahabat itu mengakui bahwa betullah ia yang menulis pesan untuk famili/ kerabatnya di Makkah. Alasannya, ia punya kerabat kerabat di Makkah tanpa perlindungan sama sekali. Ia hanya ingin berjasa kepada keluarga tsb agar bisa mengamankan diri (menyingkir) jika memang Makkah diserang pasukan dari Madinah. Sama sekali ia berkomitmen dan konsen dengan Islam, anti kekufuran dan yang pasti ia sudah mengakui kesalahannya. Umar RA yang cukup naik pitam mendengar jawaban tsb seraya katakan : biar saya putuskan lehernya sang munafik ini wahai rasululloh ....!!!. 

Jawab rasul SAW : jangan....jangan, Hatib RA sudah jujur mengakui salah, dan ia termasuk yang hadir dan ikut menjadi pasukan Badar. Alloh SWT sudah memaafkan kesalahan siapa saja yang ikut perang Badar dan silakan berbuat semaunya. Sementara membocorkan rahasia ini, sebenarnya apakah bukan termasuk kesalahan besar ?. Inilah letak masalahnya. bahkan membocorkan sebuah pesan yang berupa wahyu yakni agar Nabi SAW segera mengadakan pembebasan Makkah. Besar mana membuat fitnah dengan membuat bocoran rahasia apalagi menyangkut aktivitas rasululloh SAW ?. Terkait ini akhirnya rasululloh pun tidak mengadakan semacam hukuman atau pengasingan personal sebagaimana yang terjadi di perang Tabuk. Tiga sahabat didiamkan oleh Nabi SAW dan para sahabat hampir 2 bulan, akibat absennya 3 personil di paerang Tabuk, namun akhirnya mereka tetap diterima taubatnya dan dinyatakan dengan wahyu (ayat Al Quran turun) sehingga bebas sudah mereka bertiga serta pulih nama baik mereka bertiga.

aktor dulu terkenal dg agen 007 (sumber : gamesradar)

Membiarkan Mata Mata Adalah Sunah Yang Rumit, tentu bukan persoalan mudah untuk saat ini. Jika pertimbangan Rasululloh adalah prestasi yakni Hatib RA lulus dari perang Badar. Lalu ukuran apa buat generasi saat ini serta yang akan datang. Dari segi prestasi,siapa yang berhak mengukur ?. Inilah diantara kerumitan yang ada, sementara saat ini tentu cukup banyak dijumpai para pengingkar islam baik dengan istilah phobia atau meligitimasi aturan aturan yang merugikan muslimin ? sebut saja korban dari KM 50. Mereka jelas jelas korban dari sebuah tindakan asusila, kriminal dan pembunuhan dalam Islam menurut sebagian ahli fikih, dosanya akan beruntun hingga peristiwa Qobil yang ada di awal awal manusia di bumi. Argumennya, jika ada 1 sunnah kebaikan dilakukan generasi berikutnya, maka perintis akan mendapatkan kebaikan tsb secara berantai. Begitu pula sebaliknya, 1 orang merintis kejahatan lalu diikuti kejahatan lainnya, maka pelaku saat ini akan berkontribusi dosa terhadap pelaku pemula. Berat bukan ?.....Ini jika diketahui secara dalam dan dipahami tentang sebuah rintisan baik rintisan kebaikan atau rintisan kejahatan.

Menyimak hadist yang agak sulit disimpulkan cahpondokkan coba turunkan catatan sebagai berikut :

  1. Nabi SAW tidak jatuhkan sangsi, karena resiko bocoran ini sifatnya private (pribadi) dan scope resikonya nya kecil yakni famili atau kerabat saja
  2. Niyat baik Hatib RA adalah kemauan yang baik pula, hanya caranya yang salah dan beliau tetap anti kekufuran yakni tetap di barisan perjuangan Nabi SAW
  3. Kesimpulan kemunafikan dari Umar RA yang cuma persepsi gugur oleh lulusnya Hatib RA pada peristiwa Badar yang gantinya adalah apapun tindakannya sudah terampuni
  4. Terkadang amaliyah besar, bisa mengeliminir kesalahan yang sifatnya pribadi meskipun kesalahan itu nampak besar sekali.  Terkecuali bocoran itu untuk pemuka Makkah, atau para penentu kebijakan yang efeknya sangat besar sudah barang tentu akan lain ceritanya
  5. Tindakan pembocoran apapun tetap berbahaya, hingga rasululloh SAW mengutus inteljennya secara khusus yang sudah terkenal kredibilitasnya
  6. Mata mata (tajassus) tetap akan bernilai syar'i bila itu diketahui dan seijin Imam Besar yang dalam hal ini adalah rasululloh SAW sebagai pemimpin tertinggi. Simak saja tim tajasus peristiwa khaibar (mungkin akan dituliskan lain kali) karena memang muslimin sudah saatnya mengetahui berbagai peperangan atau strategi strategi lainnya yang tak mungkin meninggalkan dengan tajassus. Atau secara sederhana survei survei, pencarian informasi dan data, pengenalan wilayah atau daerah dll

Silakan para pembaca menambahinya dengan kesan khusus terutama mereka yang mengetahui medan perang baik teoritis saja atau yang sudah alami langsung di lapangan. Yang pasti hadist diatas sudah termaktub dalam sahih Bukhory dan mengingkarinya adalah tindakan fatal (meragukan sabda dan tindakan rasululloh SAW yang juga wahyu ilahi). Adapaun meragukan ini cukup mempengaruhi iman seseorang, kenapa demikian ? karena memang ingkarus sunah itu memang ada dan hanya berpijak pada Al Quran saja dengan alasan Al Quran adalah sumber nomor 1, tak boleh ada yang menyanginya.


Wallohu A'lam