Siapa tak kenal nabi Musa AS saat bocah atau kecil lidahnya sudah cedhal (pelo : bhs jawa), hingga saat jadi nabi bahkan meningkat menjadi rosul (menyampaikan risalah kepada umat nya) musti ditemani Nabi Harun AS yang tak lain kakaknya sendiri. Bukan cela atau kekurangan, misi dan visinya harus ditemani kakaknya yang relatif lebih bijak (arif, lembut, penuh hikmat) daripada adiknya. Namun derajat kerosulan tetap disandang Musa AS. Kisah saat bayinya lebih tragis lagi, bayi Musa musti dialirkan ke sungai dengan kotak kecil (mini) sesuai ilham yang diterima ibunya dari Sang Khaliq hingga berhenti di komplek istana Firaun. Hal demikian untuk nabi nabi yang lain bisa jadi sama, mengalami kejadian kejadian yang di mata manusia biasa tidak lazim, bahkan seperti sebuah kerendahan sosial (status), akan tetapi itulah takdir yang sudah disematkan dalam mengisi roda kehidupannya.

tradisi mengumpulkan putra putra para habaib tiap tahun merupakan tradisi yang masih langgeng (inzet gbr : sumber khsblog)

calon habaib disiapkan sejak kecil (khsblog)

Dan sekarang masih berlangsung dan diantara kurikulumnya adalah seperti ini dan pekan pekan ini beberapa habaib dari Solo bertamu ke Hadramaut, diantaranya keluarga besar Habib Syeh Bin Abdul Qadir Assegaf.

Manusia yang beradab, tidak perlu memperpanjang lebarkan kisah bayi Musa dengan kondisi demikian, yang bisa jadi menurut ukuran dan pikiran manusia biasa tidak bagus, tidak baik dll. Terlebih saat berguru kepada nabi Khodir AS (Khidir AS), sang Guru merusak sebagian kapal yang dipakai penumpang saat itu dengan alasan Guru, sang Raja akan merampas kapal kapal yang melintas kerajaan. Dengan dirusak sebagian, harapannya Raja tidak merampas, penumpang utuh hasil kerjanya saat itu, sedangkan kapal rusak masih bisa diperbaiki lain hari. Sang Guru mengingatkan pelajaran besar (hakikat kehidupan) kejadian ini kepada murid yakni Musa AS bahwa : kapal itu barang besar, meski rusak masih bisa diakali serta diperbaiki menjadi bagus (normal kembali). Bagaimana jika kotak kecil yang memuat bayi Musa saat itu hanyut atau rusak menabrak batu, maka akan pasti rusak dan secara syariat nasib Musa juga belum tahu bahkan bisa hilang nyawa. N Musa AS yang pangkatnya rosul tertegun dengan penjelasan Khodir AS (yang lebih rendah derajat) namun dipilih Sang Khaliq menjadi Guru Spiritualnya. Akankah kita menjadikan bahan ejekan, rosul kok diajari sama manusia yang lebih rendah derajat nya ?. Itulah, dan memang ini sudah dalam skenario (sunnatulloh) diberlakukan seperti itu. Sedikit kelalaian N Musa AS saat berpidato di hadapan umatnya, dan umatnya ada yang bertanya yakni : 

Adakah manusia lebih pintar dari anda wahai N Musa AS ?, lalu terburu buru Musa AS menjawab : Tidak ada....!!! sebagaimana riwayat ini diberitakan dalam beberapa permasalahan ilmu berbagai kitab hadist. Bahkan Al Quran secara global menguraikan secara urut dalam QS Al Kahfi, di awal juz 16.

Begitu pula dengan nabi Muhammad SAW yang dikenal nama lain dengan Ahmad (QS. As Shof), yang mengkhabarkan justru N Isa AS saat menyampaikan risalahnya di hadapan kaum nya (bani Israil saat itu). Nabi Rosul yang hidup di zamannya akan selalu mengkhabarkan kedatangan nabi terakhr itu dengan ciri ciri yang cukup jelas melebihi seorang ayah yang cukup kenal dengan ciri ciri anak anaknya. Saat masih kanak kanak usai wafat ibundanya (Aminah), beliau alami pembersihan dalam (dada) tujuannya untuk membersihkan ketauhidan saat itu dengan tak pernahnya muhammad kecil ikut menyembah berhala walaupun makkah terkenal dengan penyembahan berhala sebagai sarana mendekatkan kepada Alloh. Juga kisah saat akan pergi ke syam, lalu bertemu dengan pendeta Nasrani yang saat itu pemuda ini bersama pamannya Abu Thalib.

majelis habaib Solo tiada sekat dengan hadirin

Pendeta Bukhoiro  setelah meneliti anak ini dengan seksama didapati bahwa nak itu akan menjadi nabi akhir zaman di kemudian hari serta pendeta menyarankan agar balik ke makkah. Sebab bila ketahuan yahudi, akan dibunuh anak itu. Sudah menjadi mindset, sejak Musa AS wafat dianggap kalangan yahudi dunia kenabian sudah berakhir. makanya N Isa AS dikejar kejar sepanjang hidupnya, begitu pula jika muhammad kecil muncul di kalangan yahudi, akan mengakibatkan kejadian fatal yakni muhammad akan dikejar kejar hingga akan dibunuh. Penjagaan bersifat ilahiyah yang akhirnya pemuda Muhammad menikah dengan khodijah RA yang lebih tua usianya, juga akan menjadi bahasan miring bilamana dikaitkan dengan normalitas saat ini mengapa pemuda menikah dengan janda yang jauh usianya ?. Khodijah RA memang sudah ber-azzam (semacam bersumpah dengan dirinya)  tidak akan menikah lagi, kecuali beliau bisa bertemu nabi terakhir. Demikian itu dipahaminya, karena beliau wanita yang sukses dan alim serta menguasai taurat hasil didikan pamannya (waroqoh bin naufal) yang buta serta lanjut usia namun menguasai kitab injil serta membenarkan kedatangan nabi akhir tersebut. 

Di saat menerima wahyu awal awal, rosululloh SAW sempat bertemu pendeta yang sudah tua (Waroqoh Bin Naufal) dan Khodijah RA selaku ponakan pendeta itu  menjelaskan perihal wahyu yang barusan diterimanya. Waroqoh mengatakan bahwa itu seperti Namus, yang terjadi pada diri nabi Musa AS. Lalu Waroqoh berpesan agar senantiasa menjaga dalam situasi apapun akan nabi akhir ini, sebab akan mengalami gangguan cukup banyak. Bahkan pendeta itu berujar, andai aku bisa menemani hidup nabi akhir zaman ini maka aku akan ikut berjuang bersamanya. Dan ia mengatakan, nabi akhir zaman itu akan diusir dari tanah kelahirannya (yang akhirnya muncul peristiwa hijrah). Betapa berat yang diemban nabi akhir zaman itu, akan tetapi buat Khodijah RA bukan sebuah halangan besar, karena beliau selaku wanita sudah menunggu kedatangannya via keyakinannya akan taurat yang ia kuasai dengan Guru yang benar yakni pamannya sendiri. 

Sejak dulu memang ujian dan testcase para nabi rosul amat berat, sejak risalah disampaikan diawali N Nuh AS hingga N Muhammad SAW. Bahkan ada sebuah surah khusus Surah Nuh yang mengkisahkan awal hingga akhir perjuangannya dengan runut, meski di surah lain juga ada. Penghinaan terhadap perjuangan selama 900 tahun lebih N Nuh AS baik oleh putra sendiri serta istrinya berakhir tragis, yakni permintaan N Nuh AS agar orang orang kafir dihabisi saja, sehingga selamatlah mereka baik manusia dan hewan yang berada di kapal serta berlabuh di bukit Juddy. Bagaimana dengan nabi terakhir yang juga alami pelecehan, penghinaan entah terkait  istri istri nya, masa kecil nya, masa pemuda nya, masa kenabiannya ? Akankah ada hukuman kontan dari Yang mengutus Nya ?. Wallohu A'lam, yang jelas jangan pernah sekali kali mencoba  baik sadar atau tanpa sengaja melecehkan masa kenabiannya serta keberadaan ahlul bait nya (keluarga besar yang masih ada di dunia hingga akhir zaman). Alloh SWT telah punya program sendiri untuk mensucikan tauhid para ahlul bait (keyakinan yang prinsip), seperti tersebut dalam QS Al Ahzab : 33

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَىٰ ۖ وَأَقِمْنَ الصَّلَاةَ وَآتِينَ الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ ۚ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا

Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, wahai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya