Pada pengajian tafsir tiap sabtu pagi oleh Habib Umar Bin Husein Assegaf, selalu diselipkan pembacaan kitab semacam manakib (jalan hidup para datuk datuk mereka) saat di Hadramaut Yaman atau tempat tempat lainnya. Kitab tersebut cukup tebal dan sering mengkisahkan Al Habib Hadi Assegaf. Materi disampaikan setelah kajian tafsir Asshobuny secara berurutan dan pekan ini masuk Surah Al Ankabut.  Diceritakan dalam kitab tersebut, ada Keistimewaan seorang Guru Di Yaman yang cukup unik terhadap murid murid nya serta membuat pendengar (mustam') terkesima. Apa itu ?.

pemandangan latihan beladiri di yaman (tempo.co)

Berkaitan dengan artikel sebelumnya tentang peran nabi rosul menghadapi kekuasaan yang ternyata ada sebagian habaib menerapkan demikian bahkan tak jarang seperti habaib di  sebuah negara harus berurusan dengan kekuasaan serta berakhir di penjara (bui). Guru tersebut alim dan berwibawa di Yaman dan selalu memantau murid muridnya bila sudah selesai taklim atau meluluskan materi saat menjadi murid. Perkembangan murid itu akan dimonitor sepanjang masa dimana Guru atau Syeh tersebut masih hidup. Syeh menganggap bahwa murid murid yang berhasil adalah mereka yang sudah alami masa di penjara (bui). Terdengar aneh memang, uswah (keteladanan demikian) maupun tradisi yang beliau terapkan pada murid muridnya. Akan tetapi itulah, mereka memang terkenal dengan menjaga tradisi amat kuat diantaranya menjaga kajian sahih Bukhori dan Ihya Ulumudin karya agung Imam Ghozali dari masa ke masa. Bahkan anak anak yang menjelang baligh pun sudah sering nampak (diajak para ayah ayahnya) bilamana hadir di majelis meskipun namanya anak anak tetap belum ada kewajiban apapun. 

Tak disebut dalam kitab tsb yang sepertinya tak dijual umum, karena memang khusus internal, namun cahpondokkan sedikit ingat pada perang Badar, yang memang redaksinya cukup jelas (sharih) tidak samar samar lagi (kiasan) seperti umumnya syair. Tersebut pada QS Al Anfal : 30

وَاِذْ يَمْكُرُ بِكَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لِيُثْبِتُوْكَ اَوْ يَقْتُلُوْكَ اَوْ يُخْرِجُوْكَۗ وَيَمْكُرُوْنَ وَيَمْكُرُ اللّٰهُ ۗوَاللّٰهُ خَيْرُ الْمَاكِرِيْنَ

30. Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan tipu daya terhadapmu (Muhammad) untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka membuat tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Allah adalah sebaik-baik pembalas tipu daya.

Tampaknya memang syeh tersebut beruswah, bahwa karena penjara (bui) disebut dalam ayat Al Quran, sekali saja ingin beramal dengan itu. Apalagi  ada kisah cukup mengesankan dalam 1 surah lengkap yakni surah Yusuf, bagaimana N Yusuf AS sudah alami namanya di penjara. Rasulloh SAW hanya memperoleh peringatan saja, tidak sampai mengalami sendiri.

Wallohu A'lam