Malam ini usai latihan tenis meja di PTM Josin Jaten Karanganyar pimpinan seorang pejabat Bank di timur kota Solo, di tengah jalan sempat menyaksikan pemuda yang sedang mogok motornya. Kebetulan dari jauh sesama penggemar motor GL atau CB. Sudah lama tidak touring, kali ini jiwa sesama petouring muncul, yakni jika ada sejenis motor sama mogok musti beri bantuan seadanya yang penting bisa aman dan lancar melanjutkan perjalanan. Setelah mendekat ternyata modifikasi GL Pro nya cukup oke punya atau malah bisa dikatakan excellent (istimewa). Lampu utama sekitar 500 ribuan, lampu sein (riting) mendekati itu juga. Panel mesin juga cukup bagus pemasangannya. Blok mesin juga dicrome dengan cukup mengkilap. Sayang sekali, pengapiannya agak sembrono dan cukup membawa resiko fatal. Kabel ke arah busi tanpa casing, alias kabel telanjang langsung dikaitkan dengan busi. Cukup berbahaya jika hujan terjadi. Tulisan sejenis di blog ini yang sedikit berkaitan adalah jangan biarkan sendirian yang memuat motor klasik.

contoh modifikasi sederhana namun elegan

Cahpondokkan lama tak berkecimpung dengan dunia CB akibat aturan selama pandemi dan PPKM beberapa waktu lalu. Tetapi malam ini semangat lagi menuliskan pengalaman berharga karena menjumpai motor mogok tengah malam, bikernya juga sendirian di lampu merah sekitar SMA 1 (timur basecamp BRIMOB). Ke timur arah SMA Negri 1 Surakarta, ke utara arah Mojosongo. Cukup sepi sekali maklum jam menunjukkan diatas jam 00.00 atau tepatnya 00.30 WIB. Setelah cahpondokkan dekati, ternyata resiko pengapian cukup berbahaya karena tanpa pelapis karet di kabel pengapian. Sehingga jika motor hidup akan ada kilatan api dari busi dan arusnya cukup besar. Akhirnya dengan sarana dan prasarana yang kita punyai, kabel disarankan dibungkus kebetulan cahpondokkan punya perca/ potongan kaos dan masih kering. Tak ada rotan akar pun jadi, demikian semboyan selalu para petouring di jalanan yang penting sampai tujuan dengan aman 86.

Syukur alhamdulillah, pertolongan pertama membuahkan hasil meski saat dipacu gas, mati lagi. Akhirnya kain kaos disesuaikan kebutuhan sepeti casing atau pembungkus kabel pas ukurannya. Dan ternyata setelah motor hidup, stabil gas nya dan test selama 5 menit tanpa mati mesin. Tepat jam 01.00 kurang lebih, karena dirasa cukup maka cahpondokkan dan masbro Mojosongo siap siap berpisah. Harapan kami semoga sampai rumah dengan selamat, sebab setelah kita tanya berapa lama mogoknya ternyata hampir 1/2 jam an. Awalnya mau kita stepping (dorong), namun rupanya beliau agak malu padahal cari tempat yang aman buat setel dan ngeringkan busi. 

Motor bagus, seyogyanya jangan sepelekan hal hal yang sederhana apapun bentuknya seperti kejadian diatas nekad dengan kabel telanjang langsung ke busi. Inilah pengalaman perdana setelah hampir 4 tahun off (absen) dari dunia percebean indonesia. Dan akhirnya muncul ide buat blogging dengan judul  Menolong Motor Mogok Tengah Malam, pas usai latihan bersama persiapan turnamen Sangrahan hari Ahad yang akan datang di Sukoharjo.