Terus terang cahpondokkan kurang mengikuti berita di televisi seputar penangkapan beberapa ulama, kyai serta tokoh islam yang katanya terindikasi kegiatan terlarang Jamaah Islamiyah (JI) oleh satuan tanggap terorisme yang ada di Indonesia. Berita dan update informasi didapat dari beberapa share on saja baik via media sosial atau WA Group antar teman sekolah. Antara Nabi Rosul Dan Pewarisnya Menghadapi Kekuasaan mengisyaratkan, bahwa 3 komponen ini menentukan arah sebuah bangsa atau negri dalam bahasa Al Quran. Masih kental peran Ulama disamping kekuasaan terutama di negri negri dominasi muslim seperti Indonesia dan hilang di negri negri sekuler seperti Eropa, Amerika dll. Namun perlu diingat, belum tentu negri muslim, akan akrab juga dengan para ulama, kyai atau habaib yang ada. Seringkali penjara menjadi tempat istirahat para tokoh tokoh agama terutama yang memang agak vokal (mengkritisi kebijakan baik dengan terang terangan atau penyampaian langsung maupun dengan surat resmi yang tertulis yang mulai trend saat ini. 

kisah ratu balqis versi anak (sumber : news.schmu)

Kisah kisah para nabi rosul mewarnai bagaimana kekuasaan memang terkadang harus tampil jumawa menghadapi situasi kerakyatan yang umumnya didampingi nabi atau rosul tersebu. Tugas nabi rosul itu tak lain mengingatkan akan peran penguasa di bumi dengan ayat ayat Alloh hingga muncul beberapa kitab yang mashur di muka bumi ini. Beda dengan kisah yang agak pribadi, kisah kisah menghadapi kekuasaan umumnya agak homogen yakni menghadapi sikap jumawa itu. Dan pada akhirnya tidak menutup kemungkinan selalu terjadi gesekan hingga perang yang sengit memakan waktu lama. Satu untuk menegakkan keadilan. Satunya mempertahankan kekuasaan yang mulai terusik dengan hadirnya tamu tamu baru yang sangat istimewa ini (utusan Alloh SWT).

Dimana dan letak kisah kisah yang menyangkut para nabi rosul berhadapan dengan kekuasaan ?. Tentu tak bisa disebut satu persatu yang jelas ada beberapa contoh. Yang cukup dikenal seperti Ratu Balqis  vs N Sulaiman AS, Jaluth dengan Dawud yang masih kanak kanak, Raja Najasy Nasrani di Afrika dengan N Muhammad SAW yang nama Najasy tak disebut Al Quran secara langsung dll. Kadang tak harus berupa nabi rosul, kalangan biasa pun kadang bisa menjadi sample (contoh) sebut saja kisah beberapa pemuda Ashabul Kahfi (terdapat dalam QS Al Kahfi). Lukmanul Hakim orang biasa namun kebetulan nasehatnya bisa menjangkau lingkaran kekuasaan dan akhirnya terabadikan dalam sebuah surah. Ambil saja contoh yang mudah dikenal dan diterima khalayak muslimin adalah N Musa AS. Bagaimana nabi ini yang awalnya bagian dari penghuni istana akhirnya menjadi seteru (musuh) Raja yang telah mengasuhnya sejak bayi ?. Tak tanggung tanggung Al Quran menyebut beberapa kekuatan seputar Firaun Sang Raja Diraja yang akhirnya mengaku sebagai tuhan dikelilingi pihak pihak terkuat di negrinya seperti : Haman, Qorun, Tukang Tukang Sihir serta Ulama yang akhirnya murtad (Bal'am Bin Bauro) yang awalnya murid utama N Musa AS akhirnya berbalik memusuhi gurunya sendiri yakni N Musa AS. 

Sebagaimana rasul yang lain, misi utama N Musa AS  berawal dengan menyampaikan tauhid terhadap Raja Diraja dilanjutkan agar Raja tidak berbuat dholim terhadap warga terutama Bani Israil (yang dianggap warga kelas-2) dimana warga Qobti adalah warga utamanya. Misi N Musa AS yang dibantu saudaranya N Harun AS yakni menyampaikan ajaran tauhid (meng-esakan Alloh SWT ) kepada Raja yang mengaku tuhan. Juga membebaskan dari tirani istana yakni membela keadilan hak hak warga Mesir bukan warga asli yakni Bani israil. Saat itu apa kata dan kemauan Firaun, harus dipenuhi entah bagaimana caranya termasuk kebijakan saat jelang lahirnya bayi Musa yakni : membunuh bayi bayi yang lahir berjenis kelamin laki laki dengan jeda waktu pembunuhan tiap 2 hari sekali, yang akhirnya justru lahir Musa sebagai bayi yang lolos berkat negosiasi istri Firaun sendiri. Kebijakan diluar nalar ini akibat firasatnya yang dibenarkan orang sekelilingnya, bahwa akan ada bayi lahir laki laki yang akan menjadi penghalang kekuasaan Firaun.

Di awal misi meskipun ada jaminan keamanan dan keselamatan dari Yang Mengutus, sebagai manusia biasa N Musa AS juga alami kekhawatiran yang membuatnya ketakutan yakni nanti Beliau bisa dibunuh juga oleh Firaun. Sebab jejak rekam Firaun tak terbantahkan lagi terhadap orang orang yang berusaha menyelisihinya (menyalib dan memotong anggota tubuh yakni kaki dan tangan bersilangan) lalu disalib dan ditempatkan di lapangan terbuka. Korban dari penyaliban ini adalah tukang tukang sihir yang akhirnya beriman kepada N Musa AS saat adu ketangkasan sihir dengan mukjizat tongkat N Musa AS. Jumlah tukang tukang sihir yang langsung beriman cukup banyak dan membuat jatuh mental Raja dihadapan ratusan ribu rakyatnya (Dr Hasan Qudsi, pakar tafsir alumni Sudan pernah menjelaskan lebih kurang 600 ribuan rakyat hadir di lapangan terbuka itu dari pelbagai pelosok Mesir) saat pertandingan berlangsung. Misi visi N Musa AS berhasil untuk urusan kedua saja yakni pembebasan tirani khusus Bani Israil namun untuk tauhid ternyata Raja melawan dengan berusaha membunuh Musa AS, namun akhirnya diselamatkan Alloh SWT meski harus keluar tengah malam bersama mereka yang mau beriman dari Bani Israil melewati laut yang akhirnya menjadi terminal terakhir Raja yang congkak tersebut. 

Ada adegan mengesankan, Firaun saat mau tenggelam sempat mengucapkan kata beriman dengan tuhannya Bani Israil (Alloh SWT) dengan tidak menyebut tuhannya Musa. Mungkin faktor gengsi,  masih melekat walaupun sudah mau mati dalam hitungan menit bahkan bisa dibilang hitungan detik. Ini sebagian pendapat dari para ahli tafsir saja menyimak kejadian terakhir yang dikisahkan dalam Al Quran.

Ini sebagian kisah besar peran kenabian serta kerasulan Musa AS yang bersifat resume (kesimpulan pendek) yang ternyata beresiko nyawa yang pasti terkait jiwa raganya bahkan rakyat yang setia (beriman) kepada Nabi Musa AS akibat Beliau Berdua menjalankan misi yang bersifat tauhid (teologis) dan keadilan (equity), dan N Musa AS sama sekali tak berkeinginan menjadi raja. Berbeda dengan nabi-rosul terakhir yang sukses akhirnya N Muhammad SAW memang bisa dianggap raja atau penguasa bahkan sebutan presiden untuk saat ini. Perjuangan rasul terakhir tak kalah dahsyat, dari segi cobaan dan musibah yang menimpanya mulai terancam jiwa dan raga, hingga Beliau lebih memilih untuk pindah (hijrah) sebab di kawasan baru ini yakni Madinah akan menjadi percontohan kota sekaligus negri yang menjadi icon negara di masa mendatang setelah Beliau SAW wafat. Para penerus rasul terakhir yakni para Ulama, Kyai, Habaib (miliki nasab dengan rasululloh SAW) tentu punya beban juga untuk mendampingi kekuasaan bilamana memungkinkan. N Muhammad SAW sukses mewakili semuanya. baik Tauhid, Ibadah, Muamalah (kerja nyata), Siyasah (politik dan kekuasaan), hingga hubungan sosial dan toleransi dengan berbagai kalangan yang berbeda serta berbagai negara. 

masjid agung solo dulu (dari masjidagungsolo.com)

Berbedanya itu baik  agama hingga berbeda strata dan tingkat sosial. Juga perlakuan terhadap hamba sahaya hingga perlakuan terhadap Raja, semua ada pada rasul terakhir. Oleh karenanya para pewarisnya selalu akan berperan di tempat masing masing, dan tentu saja resiko terbesar adalah berkaitan dengan siyasah (politik dan kekuasaan). Yang lain lainnya hanya potensial khilafiyah (beda pemahaman) yang relatif masih ringan. Dengan demikian penangkapan penangkapan ulama, kyai, habaib dll yang terjadi setiap zaman sebenarnya bukan barang baru apalagi berkaitan dengan jalannya kekuasaan. Sebagai muslimin tentu saja mendoakan mereka mereka yang sedang diuji, dikuatkan oleh Alloh SWT sebab mereka memang sedang ingin mewarisi misi visi para nabi rosul dari, serta mereka sudah paham akan resiko, tantangan serta akibatnya.

Di Indonesia, khususnya Jawa dan sebagian luar pulau Jawa ada arstektur yang unik yakni : masjid agung (masjid besar), alun alun atau lapangan luas, serta kraton atau kantor kantor pemerintahan. Ini menunjukkan bahwa di Indonesia pernah terjadi hubungan kausal yang erat antara umaro (pemerintah), ulama (pendamping pemerintah), alun alun yakni tempat berkumpulnya rakyat (ro'iyyah) serta umumnya sekeliling alun alun itu ada pasar pasar atau toko toko yang menjual aneka kebutuhan masyarakat. Hal itu juga menggambarkan pernah terjadi keseimbangan antara komponen rakyat dan penguasa dalam hubungan yang harmonis. Sekarang mungkin tinggal cerita, namun dimasa masa mendatang bisa jadi akan terulang sebagaimana hukum natural waktu : semua akan terulang kembali hanya nuansa dan eranya saja yang berbeda akibat teknologi dan dinamika manusia yang berubah dengan cepat.

Sebagai penutup, simak ungkapan Ratu Balqis dengan perspektif kenegaraan yang saat itu masih belum beriman namun sekarang cukup terbukti (QS An Naml : 34)

قَالَتۡ اِنَّ الۡمُلُوۡكَ اِذَا دَخَلُوۡا قَرۡيَةً اَفۡسَدُوۡهَا وَجَعَلُوۡۤا اَعِزَّةَ اَهۡلِهَاۤ اَذِلَّةً  ‌ۚ وَكَذٰلِكَ يَفۡعَلُوۡنَ

34. Dia (Balqis) berkata, "Sesungguhnya raja-raja apabila menaklukkan suatu negeri, mereka tentu membinasakannya, dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina; dan demikian yang akan mereka perbuat.


Wallohu A'lam