Sebagai pegawai rig exploration di oil company yang project site nya Sukowati Bojonegoro, sebut saja Pak Agus (bukan nama sebenarnya). Sebulan sekali pulang Jakarta - Solo awalnya dengan pesawat, minimal dengan kereta api. Usai sholat Ashar tadi sempat ngobrol sebentar seputar berlakunya test kesehatan akhir akhir ini bilamana naik pesawat (prioritas). Katakanlah beliau hampir masuk usia kepala 6 dan setahun lalu ditinggal istrinya (wafat) karena sakit yang agak lama. Predikat pria sukses sudah disandangnya selama bekerja di oil company. Cahpondokkan berhasil buka obrolan ringan tadi sore mengingat cahpondokkan ini pernah juga bekerja di pethochina sebagai Team Survey selama 2 tahunan. Ada nama yang cukup dikenang yakni sumur minyak Sukowati merupakan nama favorit sebagai rig exploration area di Bojonegoro untuk wilayah kerja Petrochina saat itu. 

sumber : suara sulsel.com

Sekarang sudah diambil alih semua oleh Pertamina. Di kota ini cahpondokkan meski cuma 2 tahun, namun kenangan indah dan penuh makna seputarkehidupan berada di ranah perantauan. Lalu kenapa judul berkaitan dengan angka angka ?. Pak Agus saat menempuh perjalanan via Bandara antara Jakarta - Solo saat ada test test kesehatan menghabiskan biaya lebih kurang 3 juta PP (Pulang Pergi) sudah termasuk test test yang berlaku di bandara. Karena tak ada overhead (biaya operasional) dari kantor yakni mudik ini, akhirnya beliau merubah pola transportasi dengan bus umum yang hanya menghabiskan 500 ribu, dan test test kesehatan (peceer dan suweb) sudah tak ada lagi. Dengan usia kepala 6 serta sebentar lagi masuk usia pensiun, tentu ini angka penghematan cukup berarti. Memang benar adanya bahwa test test itu masih terdapat di lapangan hingga sekarang meski berita berita online mungkin agak berbeda informasinya. Lewat Pak Agus, ibarat bahasa santri/ pondokkan beliau adalah tangan pertama atau sanad (mata rantai) yang kuat karena alami secara langsung.

Kesempatan langka ini cahpondokkan tanyakan tentang prosedur test peceer dan suweb yang ongkosnya berbeda. Beliau tak sebutkan angka pastinya, yang jelas bila dengan pesawat udara siap 3 juta untuk perjalanan PP. Test peceer katanya, cukup membuat sakit di hidung. Bagaimana tidak, beliau sebut ada stick masuk ke hidung hingga kira kira pertengahan alis mata dan dilakukan kanan-kiri. Tentu saja komponen internal yang jadi sasaran itu bagian dari segmen THT (Telinga-Hidung-Tenggorokan). Sementara test suweb juga diberlakukan hingga tembus tenggorokan, dan lumayan juga rasanya, lanjut beliau bercerita. Malasnya naik pesawat dikarenakan itu, dan beliaupun tak bayangkan bila test itu diulang ulang, bisa bisa ada semacam peradangan karena ada stick masuk organ sensitif. Sembari bercerita beliau mengeluarkan kartu vaksin yang tertera bolak balik sebagai tanda 2 kali test vaksin.

Di Mall mall Jakarta kepemilikan kartu vaksin ini cukup berarti, karena menjadi syarat utama untuk masuk sekedar jalan jalan atau berbelanja. Menutup obrolan kami bertiga akhirnya beliau meneruskan wiridwirid nya yang memang menjadi kebiasaan beliau tiap usai sholat fardhu, yang kegemarannya juga dengan pakaian serba putih mulai kopyah, kemeja hingga sarung nya. Sukses selalu buat Pak Agus (sekali lagi bukan nama sebenarnya), semoga perjalanannya selalu menyenangkan dan sabar. Ada satu kata dilontarkan, sekarang pergi pergi jadi tak semudah dahulu. Ini kalimat terakhir saat kami bertiga pamitan untuk pulang ke rumah masing masing. Obrolan ini memang ada 3 personil yang semuanya adalah jamaah MasjidAl Huda yang barusaja usai menjalankan sholat Ashar, yakni Seanin 15 November 2021.