Sekitar waktu jelang ashar di grup santri al islam ada yang posting masalah kehilangan mobil Rubicon hitam doff plat B 1300 UCY. Raib saat ditinggal sholat jumatan. Mobil dengan aplikasi signal (baca canggih) pun bisa mudah raib dengan model duplikasi atau tiruan. Cukup nyimak saja pembicaraan mereka yang paham, dan mobil mewah masuk ranah seperti hobi. Tak nyambung maka tak bisa ngikuti gaya mereka saling bicara (chating). Jadi teringat sebuah kisah perjalanan seseorang (siroh) Mus'ab Bin Zubeir RA (salah satu putra Zubeir Bin Awwam RA yang masuk diantara 10 ahli jannah (surga tanpa hisab). Perjalanan seorang tabi'in kalo tidak salah, berada pada posisi sama yakni satu kehilangan mobil. Satu kehilangan kaki. Kisah ini disampaikan seorang tamu di majelis habaib masjid Riyadh lebih kurang 2 pekan lalu, tamu dari Bangka Belitung, seorang habaib pula karena memang majelis itu dikhususkan tamu jika memang ada, umumnya dari habaib seluruh dunia. Dalam ceramah berbahasa arab yang masih mudah dipahami, agak pelan, dan ternyata sudah 7 tahun tinggal di  Babel (Bangka Belitung). Namanya lupa, hehehehe....kalau tak salah habib Al Hadi.

sebuah broadcast group

Beliau pemegang diantara sanad rotib (semacam syair berisikan nasehat mulia 500 bait) turun temurun yang dulu dimiliki alm Habib Ali Al Habsy Yaman (di Solo sering diadakan haul yang terakhir ke 108 tahun 2019). Tahun 2020 tak diijinkan haul Habib Ali ke 109 karena masalah kerumunan besar. Cucu Habib Anies alm, Habib Asyakir yang biasa sebagai nara sumber hadist Bukhori saat cahpondokkan tanyakan, apa maksud rotib 500 bait itu ? wahh....itu tak semua bisa dapat, katanya. Susunan kata katanya dengan sastra cukup tinggi. memang ada nadzom nadzom (intonasi khusus) saat tamu itu dengan hafalannya menyampaikan di akhir pertemuan, yang tiap kata kata nya berakhir dengan tanda kasroh (i). Memang indah sekali sususan tiap bait baitnya. Lalu tamu dari Babel itu melanjutkan ceramahnya, adalah Mus'ab Bin Zubeir RA menderita sakit pada kakinya. Ditanyakan pada beberapa tabib saat itu tak ada yang bisa atasi sakit pemuda itu. Lalu ada 1 tabib yang menyarankan, penyakit itu bisa hilang asal dipotong salah satu kaki agar tidak merembet seluruh tubuhnya. 

habib asyakir al habsy (narasumber Bukhory)

Hal yang membuat keluarga besar Zubeir itu akhirnya punya ide atau cara, yakni mempersilakan keluarganya memotong bagian yang sakit dari kaki kirinya. Saat nanti sholat (tentu saja solat sunnah), ia persilakan dipotong kaki sebelah kiri sesuai anjuran tabib yang terakhir yang memiliki anjuran potong kaki (amputasi). Segera setelah semua dipersiapkan dan Mus'ab mulai solat sunnah nya, lalu tim amputasi juga siap dan di tengah tengah solat sunnah tsb dilaksanakan operasi potong kaki dengan manual, tentu akan keluar darah dan darah selama tidak sentuh pakaian masih syah tentu saja (Imam Bukhori ada bab tentang ini, solat dengan kucuran darah yang terjadi usai saat perang Khaibar). Setelah solat selesai dan pembersihan juga selesai, Mus'ab Bin Zubeir RA berdoa dengan agak keras : 

Allohumma Qoliil (Ya Alloh, jadikan aku hamba termasuk yang sedikit), diulang 3X

Usai berdoa itu, Umar langsung bereaksi, kenapa anda wahai Mus'ab berdoa dengan kalimat itu. Dijawab oleh Mus'ab, bukankah Anda wahai Umar ingat ayat Alloh SWT yakni 

ÙˆَÙ‚َÙ„ِيلٌ Ù…ِÙ†ْ عِبَادِÙŠَ الشَّÙƒُورُ


Sangat sedikit sekali di antara hamba-Ku yang mau bersyukur. (QS. Saba’: 13).


Dan sedikit sekali hamba hamba-Ku yang bersyukur, sedikit di ayat itu : Qoliil

Aku (kata Mus'ab) agar dijadikan yang sedikit itu, dan semoga dikabulkan permohonanku. Lanjutnya, saya sudah memiliki 4 anggota tubuh (2 tangan dan 2 kaki). Lalu diambil Alloh SWT 1 kaki kiri, saya masih punya 3 anggota tubuh yang utama, mengakhiri pembicaraan dengan Umar Bin Khotob RA saat itu.

Semua hadirin saat itu yang cukup khidmat mendengarkan ceramah tamu, akhirnya diperdengarkan 10 contoh bait syair/ nadzom yang cukup indah susunannya yang memang isinya nasehat nasehat yang ternyata tak semua kalangan bisa memperoleh bait bait itu. Yang pasti dengan kisah singkat tersebut menjadi pelajaran bahwasanya dengan solat (baca sunnah) pun sesudah rasululloh SAW wafat masih menjadi pilar utama sebagai media terapi hingga diamputasi pun masih banyak kalangan yang merasakan tak merasa sakit. Serta sedikit mengurangi rasa sakit entah fisik atau batiniyah jika kehilangan sesuatu, dengan membaca kisah tersebut. Gara gara posting kehilangan mobil, muncul ide tulisan Antara Rubicon Dan Amputasi Kaki. Tentu tak adil membandingkan antara Rubicon dengan kaki, akan tetapi paling tidak bisa mengurangi kegundahan yang besar dan akhirnya malah lupa masih memiliki sesuatu yang lain di luar mobil.

Semoga yang kehilangan (mobil rubicon) segera dipertemukan kembali barang miliknya, Amin Allohumma Amin.

Wallohu A'lam