2 Sifat Mulia Fatimah RA Putri Rasululloh diantaranya pemberani menhadapi kemungkaran dan tersenyum hangat saat menghadapi kematian. Entah cahpondokkan telah mendengar penjelasannya berapa kali sudah agak lupa. Di dalam sahih Bukhori mungkin kitab sahih lainnya dibahas tentang sifat sifat tersebut namun dengan keadaan dan kejadian yang berbeda. Cara inipun (penulisan ini) setelah mendengar pembahasan itu berulang ulang. Berbeda dengan sempurna sifat ayahnya yakni Rasululloh SAW saat kemenangan maupun sedang berada di medan laga dengan ambil peran seorang diri. Ternyata beberapa sifat unggul menurun juga di darah putrinya tersayang yakni pemberani serta kebalikannya yakni menghadapi dengan tenang bahkan dengan senyuman.

Penjelasan kedua sifat itu sebagai berikut. Yang pertama adalah pemberani. Saat Rasululloh SAW masih berada di Makkah dan sedang solat (yakni pas sujud) sekitar ka'bah beliau dilempari aneka kotoran dari sembelihan unta. Ditimpakan pada punggungnya, sementara Beliau SAW tetap bersujud. Ini nantinya akan jadi pembahasan fikih sendiri, yakni bagaimana sedang sholat kena kotoran bahkan namanya kotoran hewan tentu masih ada sisa sisa darahnya. Karena pesta sembelihan hewan itu memang untuk mengejek dan menghina rasululloh SAW. Ibnu Mas'ud RA yang perawannya kecil tahu kejadian itu langsung melaporkan kepada putri Nabi SAW yakni fatimah RA. Tanpa pikir panjang Fatimah RA sambil meneteskan air mata sedihnya membersihkan aneka kotoran yang menimpa punggung ayah kesayangannya yakni rasululloh SAW. Meski masih bocah, Fatimah RA langsung menghardik mereka mereka yang sedang menertawakan ayahnya. Seketika mereka para tokoh tokoh Qurais musrik itu terdiam. Dan dari sini nanti muncul doa Nabi Muhammad SAW untuk kecelakaan mereka dengan disebut nama masing masing termasuk Abu Jahal. Tepat saat perang Badar mereka yang disebut rasululloh SAW tewas di medan laga Badar dengan tempat yang mengumpul......Subahanalloh.

Sifat kedua yakni tersenyum menghadapi kematian, yakni saat ayahnya menjelang akhir hayatnya sang ayah berpesan (tentu ini ringkasan dari riwayat beberapa hadist tentang sakitnya rasululloh SAW), dengan pesan yang memuat 2 pesan penting. Pesan pertama adalah bahwa ayahnya (rasululloh SAW) sebentar lagi akan dipanggil oleh Yang Mengutusnya (Alloh SWT) pemelihara dan pencipta seluruh alam semesta. Pesan tersebut membuat Fatimah RA tak kuasa menahan tangis yang tentu saja tak sampai nihayah (nangis ala jahiliyah) sekedar nangis sebagai rasa kasih sayang, yakni seseorang akan kehilangan orang yang disayangi sepanjang hidupnya (saudara saudari Fatimah RA sudah mendahului berpulang duluan). Setelah keluar kamar dan menerima pesan tersebut, Fatimah RA dipanggil lagi untuk mendengarkan pesan berikutnya, yakni ayahnya berpesan : engkau, wahai  putriku, akan nyusul tidak lama menemani sang ayah di alam kedua (sesudah kehidupan di dunia).  Mendengar pesan itu, justru Fatimah RA menunjukkan kegembiraannya dengan senyuman khas nya. Kenapa ? karena dalam tempo yang tak lama, akhirnya banyak riwayat khabarkan bahwa Fatimah RA meninggal dunia setelah lebih kurang 6 bulan sejak awahnya wafat. Yaa....kematian oleh sayyidah Fatimah RA dihadapi dengan senyuman tanpa beban.

Inilah 2 sifat utama terkumpul di sosok putri rasululloh SAW meskipun dengan sifat yang sangat berlawanan. Tentu saja semuanya berkat didikan, tarbiyah, uswah, keteladaanan yang ditunjukkan selama ayahnya menemani putri tersayangnya. Yang pernah ditulis di blog ini ada sifat prima wanita lainnya yakni kecelakaan membawa syahid yang dialami wanita terdekat atau masih saudara rasululloh SAW juga.

Wallohu A'lam