Sengaja judul ini oleh cahpondokkan berikan porsi judul untuk membantah keterangan kyai sepuh KH Manaf bahwa Gumuk anti sahabat sahabat nabi bahkan mengkafirkan para sahabat nabi sebagaimana videonya dalam tulisan al islam untuk semua. Sebut saja nama panggilan Mas Nanang ketika cahpondokkan kenal karena tinggal sementara di masjid Al Huda (tentu ada perintah khusus dari sesepuh keluarga Nirbitan) yang basisnya dulu Nirbitan terkenal dengan sosok alm KH Abdusomad, salah satu pendiri Al Islam disamping nama lainnya alm KH Ghozali Bin Hasan ustadz Begalon serta alm KH As'ad Kawatan (ayahanda Bp Muntaha, pengelola majelis AT Taqwa Honggowongso) bahkan dimana garda Annas menjadikan markas pengajiannya. Mas Nanang saat itu bertempat tinggal di masjid Al Huda sebagai marbot waktu interval lebih kurang 2012 - 2015 (bisa dikoreksi bila ada kesalahan).

Mas Nanang termasuk mahasiswa UNS jurusan eksakta UNS, disamping menunggu masjid Al Huda juga mengajar anak anak TPA Masjid Al Huda (belakangan ada perubahan nama TPA ini). Dan wisuda TPA itu sempat disaksikan oleh ibunda cahpondokkan karena bertempat di aula pondok Nirbitan dengan cukup meriah serta pengajar yang termasuk berkualitas guru guru TPA nya. Diantaranya Fathul Huda, yang sekarang menjadi guru di lingkungan Al Abidin Banyuanyar. Tentu saja termasuk mas Nanang sendiri, juga Mas Cahyo mahasiswa UNS. Dan ternyata Mas Nanang saat ini adalah menantu ust KH Mudzakir Gumuk Solo. Sesepuh ma'had Al Islam yang berada di Mangkubumen. Maka dipilihlah judul agak lain dari biasanya 2 Inisial Nama Yakni Nanang Dan Nirbitan. Karena nama Nanang sempat mengisi amaliyah dan kenangan di masjid Al Huda dan sekarang menjadi insan yang penting juga setelah meninggalkan Nirbitan.

ust Tengku Azhar masih sibuk bahas Gumuk

Mas Nanang dan Nirbitan cukup dikenal jamaah karena kesabarannya membina TPA dan membantu kebutuhan amaliyah di Masjid Al Huda dan pondok Nirbitan. Tak salah bila ada 2 Inisial N Yakni Nanang Dan Nirbitan. Sekarang beliau termasuk garda atau pembantu ust KH Mudzakir dalam pengembangan ma'had atau majelis majelis nya. Apalagi sebagai sarjana, itu nilai sendiri dalam hal pemikiran kalau keilmuwan mungkin lebih fokus ke bidang majelis saja. Poin lain yang dikenal, Mas Nanang jika adzan dengan intonasi lurus lurus saja tanpa lagu atau nadzom qiroah. Asal adzannya lempeng, lurus, datar itulah Mas Nanang, yang saat ini menjadi menantu beliau Ust KH Mudzakir.

Dari kisah yang memang nyata ini, apakah jika Mas Nanang yang sebelumnya aktif di mejelis pengajian Gumuk dan sesuai pernyataan KH Manaf sebagaimana pengajian pengajiannya selama ini, Mas Nanang termasuk pengingkar sahabat sahabat Nabi sementara Mas Nanang sendiri meneruskan materi di lingkup ma'had Al islam diantaranya hadist hadist ?. Bilamana juga Mas Nanang apalagi sampai tuduhan kepada syiah karena sudah menjadi menantu ust KH Mudzakir, berarti selama menjadi marbot Masjid Al Huda ia mengajarkan anak anak TPA juga dengan ajaran yang mengingkari sahabat sahabat rasul SAW ?. Berarti Nirbitan juga kena pengaruh pengingkar sahabat nabi . Terlebih penulis ini tiap pekan atau tiap Jumat mengaji kitab Sahih Bukhori di Gumuk karena memang hanya ini media satu satunya kajian hadist Bukhori di Solo selain milik habaib di masjid Riyadh Solo yang berlangsung tiap hari Senin siang jelang dhuhur (rouhah), juga kena tuduhan serupa ?. Jika tuduhan seperti ini, maka bersiap siaplah siapapun akan ada tuntutan di akhirat kelak, jika tidak menghentikannya segera. Kenapa demikian ?. 

inzet video dibawah : narasumber ust rahmad syukur alumni Al Islam '80 an

Gumuk Justru Sibuk dengan ngaji Bukhory tadi pagi

Tidak mungkin muslimin yang sudah landing dengan ajarannya : memusuhi sahabat sahabat bahkan mengkafirkan sahabat sahabat Nabi Muhammad SAW, di sisi lainnya menyisihkan waktu untuk mengkaji hadist hadist Nabi Muhammad SAW yang jalur riwayat nya musti lewat para sahabat sahabat itu khususnya Bukhory yang mengharuskan dengan Guru. Kenapa demikian juga ? Karena memang tingkat kesulitannya cukup banyak dan bisa salah persepsi bila cuma membaca sendiri. Meski membaca itu secara syariat sudah masuk bagus, namun secara khidmad (derajad lebih tinggi bagi pencari ilmu saja atau untuk tepatnya untuk kepetingan pembelajaran) justru bisa berbahaya dari sisi pemahaman karena bisa menghasilkan salah persepsi. Karena materi materi dalam Bukhori akan selalu berkaitan baik dg nomor nomor hadist yang sudah atau nomor nomor yang akan datang (di jilid lain, yang terbagi dalam 4 jilid yang masing masing cukup tebal cetakan kitab atau bukunya)

Dengan kata lain yang cukup mudah, mengingkari sahabat sekaligus mencintai sahabat terkumpul dalam 1 sifat muslim, bagaimana ekspresinya, bagaimana wujudnya ?. Jadi pingin tahu macam orang  dengan 2 sifat yang bertolak belakang ini. Apakah bisa seseorang bersikap demikian wahai para jamaah yang sudah terhasut oleh ceramah KH Manaf khusus bab Gumuk. Untuk materi lain lainnya yang disampaikan oleh KH Manaf, insya Alloh masih bisa diterima karena beliau juga membawa kitab aqidah washithiyah (aqidah yang lurus), yang masih masuk kategori karya Ulama Salaf.

materi Bukhori tadi pagi di masjid Gumuk

Atau paling adil dan seimbang, kepada para jamaah setia KH Manaf terutama yang ada di lingkup masjid Al At Taqwa Honggowngso segera lakukan atau adakan majelis semacam kajian Imam Bukhori. Pingin tahu saja, bertahan sampai berapa lama, jika memang tidak mencabut tuduhan tuduhan nya selama ini ?. Tulisan ini memang dibuat oleh cahpondokkan, agar lingkungan Al Islam bebas dari penghasutan penghasutan apalagi buktinya masih lemah, terlebih lagi belum ada tabayyun dengan baik dan berkala. Sementara pengajian terakhir oleh menantu KH Manaf  yakni Ust Tengku Azhar, LC masih saja membahas isu Gumuk dan seputar nya (malam Rabu tanggal 19 Oktober 2021). Kebetulan majelisnya itu di Penumping, cahpondokkan belum perlu atau tak begitu memperpersoalkan karena diluar lingkup Al Islam Honggowongso. Jika itu di lingkup Al Islam ?, tentu akan menjadi ketidaknyamanan sendiri baik sebelumnya serta di hari kemudian. Terutama disitu tertulis dalam setiap brosur undangannya ada : @santri al islam, disamping nama nama lainnya seperti garda annas jateng, garda anas solo dll.

Masjid Attaqwa syarat dan kental dengan lingkungan Al Islam, dan insya Alloh para penerus (diluar bidang pendidikan formal SD-SMA) akan menerima perbedaan secara fighiyah namun tak akan menerima perbedaan secara prinsip (aqidah). Sementara ceramah ceramah baik Mbah Yai Manaf serta menantunya Ust Tengku Azhar, apalah kata selalu mengawali atau menyelipkan dengan tuduhan tuduhan yang bertubi tubi terhadap Gumuk, jelas itu seperti ada motif serta misi terselubung yang cahpondokkan sendiri katakan dengan Wallohu A'lam. 

sebuah undangan terbuka pengajian masjid Taqwa

Iklim mubaligh Solo itu, jika memang ada perbedaan sikap atau secara fikih, umumnya terucap sekali dua kali  saja. Selebihnya akan akan diakhiri dan masing masing memang konsisten dengan sikapnya.  Beda dengan ceramah oleh beliau berdua yang sebagai garda Annas, sangat sangat tidak beradab baik sebagai narasumber atau ulama yang menjadi panutan. Terlebih Annas itu masih pendatang baru di Solo. Sementara efektifitas ulama kyai habaib serta tokoh tokoh yang sepuh/ senior di Solo masih cukup dekat dan efektif.  Sementara Annas sendiri sebagai tamu baru, musti menghormati keberadaan mereka atau pihak pihak yang menjadi bagian atau asset yang dimiliki Solo baik komunitas muslim yang beragam hingga banyaknya majelis yang makin tumbuh. Baik itu dari masjid ke masjid, hingga masjid dan pondok pesantren yang berusia lama. Bukan malah menjadikan kerenggangan antar elemen elemen itu, dan ternyata sebagai markas kegiatannya masih menumpang di masjid lingkungan Al Islam Solo. Tamu itu mustinya saling menjaga perasaan tuan rumah, jika malah membuat gaduh tak perlu dengan Islam pun, sebagai tuan rumah berhak ngusir.

Sebagai catatan terakhir cahpondokkan masih saksikan serta dengar tanggal 19 Oktober '21 ceramah ust Tengku Azhar di Istiqomah Penumping, masih bahas tentang issu Gumuk lebih kurang sejam sementara materi utama perjalanan Imam Husein bin Ali RA hanya kebagian tak sampai 10 menit. Sementara di masjid Al Abror Gumuk, penulis jumat pagi ini 22 Oktober '21 kajian Bukhori sampai hadist Maghozy (jihad atau perang Nabi) dengan nomor 4270 - 4280 ini pun ulangan karena tahun tahun sebelumnya memang sudah khatam

nasehat sederhana namun istimewa

Bayangkan saja para pembaca yang budiman, apakah bisa hati, qolbu, jiwa, rasa, yakni dituduh mengingkari bahkan mengkafirkan sahabat sahabat Nabi SAW tapi tiap pekan mengkaji materi yang asalnya dr sahabat sahabat Nabi SAW juga yang ada dalam Bukhory ?. Mohon berpikirlah dan menggunakan qolbu dengan bersih serta paling dalam. Bukan dengan cara ceramah yang selalu serah saja, namun masih banyak media termasuk dialog dialog atau pertemuan baik formal atau informal. Bukan dengan doktrin dan atau hasutan atau sejenisnya yang selama ini berasal dari satu keluarga besar yakni beliau mbah Yai Manaf dan menantunya ust Tengku Azhar. Atau merubah materi kajiannya dengan kitab yang terbuka, artinya kitabnya bisa diperoleh secara umum baik toko offline (manual) atau online yang semakin lama semakin lengkap juga. Karena masjid At Taqwa sudah bersifat umum dan siapa saja bisa hadir di sana tanpa membedakan asal usulnya, yang penting komunitas muslim surakarta.

Wallohu A'lam