Berangkat dari tulisan sebelumnya, mengapa juga zaman rasululloh SAW tak ada hisab atau metode hitungan penentuan bulan dengan kaidah murni hitungan. Mustinya ingat sebuah sabda Nabi SAW tentang sunnah (warisan) beliau yang sifatnya baik (hasanah). Adapun warisan yang buruk bahkan sesat yang terjadi zaman beliau SAW, musti dihindari atau ditinggalkan. Tidak ada majelis zaman nabi Muhammad SAW dengan video, rekaman, apalagi zoom system. Namun semuanya mendukung sebuah kebagusan yang musti dilakukan, karena itulah cara yang baik saat ini. Bahkan paling krusial, zaman rasululloh SAW tak boleh ada mushaf (kitab), sebab untuk memurnikan bahwa ayat ayat Quran atau pesan beliau yang akhirnya dinamakan kumpulan sunnah sama juga. Namun tetap ada cara cara menjaga atau menyimpan, umumnya masing masing sahabat memiliki itu semua, bentuknya beda beda. 

 مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ اْلأَجْرِ مِثْلُ أُجُوْرِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَيْئًا، وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ ، كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا

Barangsiapa mengajak (manusia) kepada petunjuk, maka baginya pahala seperti pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun. Dan barangsiapa mengajak (manusia) kepada kesesatan maka ia mendapatkan dosa seperti dosa-dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun.
acara tahlilan keluarga artis (sumber : okezone)
Hadist diatas berasal dari sayyidina Abu Hurairoh RA dan banyak termaktub dalam beberapa kitab kitab sunan (kumpulan hadist). 
Kembali ke tema Mengapa Zaman Rasululloh Tak Ada Tahlilan, dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.  Rasulullloh SAW, insan atau manusia biasa juga hanya Beliau manusia yang menerima wahyu dari Yang Mengutus nya, sehingga sudah dibersihkan dari segala dosa sebagaimana nabi rasul sebelum sebelumnya. Sehingga mendoakan beliau agar diampuni dosanya, justru sebuah kesalahan. Justru Beliau nanti akan punya hak sebagai pensyafaat (penolong) ummat nya bahkan sampai syafaat untuk muslim yang punya dosa dosa besar (jenis dosa ini tak akan mengeluarkan dari keislamannya).
2. Setelah beliau wafat, yang hidup adalah generasi antar sahabat dan di bawah sahabat (tabi'in). Bagaimana jika antar mereka mengadakan acara entah formal, individual dalam rangka memintakan ampun atas kesalahan kesalahan saudaranya ?. jelas itu adalah sunnah (kebiasaan yang baik). Secara umum mendoakan saudara sesama muslim merupakan kebaikan baik buat yang hidup atau yang sudah  wafat. Adapun yg wafat orang yang tak beriman justru haram (berdosa), sedang yang belum beriman tetap masih baik yakni mendoakan agar mendapat petunjuk (hidayah). Ini yang dilakukan Nabi SAW terhadap 2 Abu saat masih belum beriman (Abu Jahal dan Abu Abdullah), Abdulah adalah nama putra Umar Bin Khottob RA. Akhirnya yang kena atas doanya adalah Umar Bin Khottob RA.
3. Ummat saat ini (tabiin ke 15) karena hidup di abad 15 anggap saja begitu, mendoakan sesama generasi Tabiin-15 baik, apapun format acaranya. Dengan kata lain Tabiin 15 (T-15 buat T-14) juga bagus. T-14 buat T-13 demikian juga. T-13 buat T-12 juga bagus dan seterusnya hingga T-1 buat sahabat sahabat masih bagus juga. Juga antar sahabat sahabat adalah sering terjadi, yakni saat mereka sebagian menjadi pemimpin baik khalifah atau gubernur dengan saling mengingatkan, meminta penjelasan, informasi dll terkadang tentang penjelasan sebuah hadist saja. Tidak lupa juga sering antar mereka saling doa mendoakan (donga dinonga dalam bhs jawa).
Dengan demikian, jika ada tahlilan atau acara dengan nama lainnya zaman Nabi Muhammad SAW justru sebuah bid'ah besar bahkan seakan akan menganggap Rasululloh SAW masih banyak kekurangan dan dosa (Na'udzubillah Min Dzaalik). Namun sepeninggal beliau, justru sebuah adab, etika, tradisi yang bagus dan perintis nya jika diteruskan merupakan kebaikan yang akan menjadi jariyah tersendiri. Saling mendoakan dengan cara diam diam itu termasuk bagus, dengan sebuah acara juga tetap ada kebaikan, sebab memberikan persaksian dan syiar bahwa saling mendoakan bagian dari beberapa ajaran islam. Yakni kembali ke dasar ayat dalam QS Al Hasyr 10. Al Quran sendiri yang menyebutkan orang orang yang sesudah mereka (muhajirin dan anshor), kira kira setelah muhajirin dan anshor itu generasi siapa ? tentu, generasi generasi yang ada sesudah rasululloh SAW tiada hingga akhir zaman. Dan lihatlah kata yaquuluuna : dengan fi'il mudhori' yang diantara maksudnya adalah : selalu, senantiasa serta berlangsung hingga saat ini bahkan waktu yang akan datang

وَٱلَّذِينَ جَآءُو مِنۢ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا ٱغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَٰنِنَا ٱلَّذِينَ سَبَقُونَا بِٱلْإِيمَٰنِ وَلَا تَجْعَلْ فِى قُلُوبِنَا غِلًّا لِّلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ رَبَّنَآ إِنَّكَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ

Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: "Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang".
Wallohu A'lam