Kisah Pembulli Sahabat Nabi Yang Berakibat Fatal, menjadi ide karena viralnya sorang Gus akhir akhir ini dan materi ini sudah diketahui secara umum. Perlu diketahui para pembaca yang budiman, bulli membuli adalah sesuatu yang sudah lama terjadi. Hanya saja dengan komunikasi dan bahasa yang berbeda karena masuk dalam media riwayat baik ayat ataupun hadist. Sekarang bulli membuli via media utamanya media sosial berbasis video (suara dan gambar) baik pengambilan langsung (live) atau kejadian yang sudah berlangsung. Tak sedikit dengan jatuh harga diri seseorang membuat sebagian pemirsa yang dikenal dengan netizen membuka buka lembaran lama yang bersangkutan. Seakan akan menambah bumbu bumbu pemanis sebuah kejadian. Sebenarnya ini adalah penyakit, dan tak boleh dibiarkan mewabah.

caption sa'ad bin abi waqosh di zonaperang.com

Dalam ranah Islam hingga kini (dari sejak Adam AS dan Hawa AS) berada, tak luput peristiwa semacam pembulian dari kelas kecil hingga besar. Yang besar biasanya melibatkan kekuasaan puncak (Raja), sebut saja pembulian N Musa AS saat risalah disampaikan kepada Raja Firaun. Juga pendahulunya N Yusuf AS hingga dipenjara beberapa waktu. Istri Nabi Muhammad SAW, Aisyah RA pernah juga alami pembulian usai pulang dari sebuah peperangan (bani mustaliq) bersama seorang sahabat Nabi : Sofwan RA. Sebulan tidak turun wahyu, yang membuat kehidupan rumah tangga Nabi SAW sempat terguncang dan hambar, akibat hasutan masif yang dipelopori tokoh munafik Abdulah Bin Ubay Bin Salul. Dan masih banyak lagi yang tak bisa disebut rinciannya.

Di tulisan kali ini akan ditampilkan sosok sahabat nabi bernama Sa'ad Bin Abi Waqosh RA. Beliau diantara 10 personil dijamin masuk surga tanpa hisab. Bisa simak screenshot hadist berikut ini. Silakan klik untuk perbesar agar jelas.

sahabat sa'ad masuk urutan di urutan penghujung

Kesepuluh personil tersebut memang bukan kaleng kaleng rekam jejaknya hingga kahir hayat dengan menorehkan tinta emas siroh (jalan kehidupan) yang pantas diteladani, Baiklah para pembaca budiman, kisah Sa'ad Bin Abi Waqosh RA yang sempat dibulli adalah saat beliau menjadi penguasa wilayah di wilayah Irak (sekarang) tepatnya daerah Kufah dengan khalifah saat itu Umar Bin Khotob RA. Kisah ini bisa dilihat terjemahannya dalam Hadist Bukhory dalam bab bab tentang sholat. Diantara bullian ini adalah Sa'ad RA dianggap tidak mengimami sholat dengan baik (penguasa wilayah adalah sekaligus imam solat rowatib atau solat wajib saat itu).

redaksi atau teks hadist ttg sa'ad yang dilaporkan kholifah

Adapun terjemahannya sebagai berikut, silakan klik untuk perbesar

terjemahan hadist diatas dlm sahih bukhory

Buntut dari kejadian bulian warga Kufah ini, akhirnya Sa'ad RA sementara waktu digantikan oleh Ammar RA atas perintah khalifah Umar RA (khalifah ke-2). Semua tuduhan sebenarnya sudah dijawab sahabat Sa'ad RA saat beliau dihadirkan di hadapan Khalifah di Madinah dengan arahan sang Guru yakni rasululloh SAW. Lalu muncul si pembuli dadakan dengan lontaran tuduhan (disampaikan Usamah Bin Qotadah, seorang warga setempat) diantaranya :
  1. Sa'ad RA tidak membaguskan dalam urusan sholat, yakni terlalu memanjangkan sholat dimana surah surah dibacakan di rekaat pertama dan kedua
  2. Sebagai penguasa wilayah tidak bisa mengatur pasukan dengan baik
  3. Jika membagi harta rampasan, maka Sa'ad RA tidak adil
  4. Jika membuat keputusan, maka keputusannya tidak adil atau berat sebelah
Meski sudah menyandang insan penghuni surga (jannah) tanpa hisab, mendengar tuduhan semacam ini akhirnya beliau sahabat Sa'ad RA ini membuat permohonan doa (bisa dikatakan doa/ permohonan laknat) kepada Usamah Bin Qotadah tersebut. Adapun isi permohonan ini sebagaimana redaksi diatas adalah
  1. Si pembuli agar dipanjangkan umurnya dengan masa tuanya penuh fitnah
  2. Si pembuli saat usia tua dipenuhi kefakiran
Abdul Malik RA yang masuk dalam susunan periwayatan hadist tsb mengetengahkan kisahnya bahwa dalam usia senja (tua) nya sang pembuli yakni Usamah Bin Qotadah menjadi manusia tua yang sangat fakir (dan menyerupai agak gila), dan suka menggoda wanita wanita yang lewat di jalanan. Fisiknya digambarkan alis mata nya sampai menutupi kedua matanya, sehingga tak bisa melihat dengan sempurna.

Dari paparan dan nukilan hadist tsb beberapa nilai bisa dipetik antara lain 

  • Tak pantas menorehkan komplain atau bulli kepada pimpinan (penguasa) yang memang jelas kesalihannya. Dalam hal ini kenyataan terbalik dengan ungkapan sang pembuli
  • Tak melulu kepada penguasa (orang yang berpangkat), termasuk orang yang meungkin dianggap tak berarti kedudukannya di masyarakat atau golongan rendah. Siapa tahu dengan rendahnya kedudukan seseorang, tiada hijab (penutup) saat ia berdoa atau memohon sesuatu kepada Alloh. Baik itu muslim atau non muslim, kedudukan manusia sama saja apapun agamanya.
  • Terkabulnya doa, itu bisa cepat ataupun lambat dan itu hak prerogatif Alloh SWT. 
  • Doa buat keburukan seseorng yang telah mendolimi, meskipun ini dibolehkan seyogyanya dirubah lafadz doa menjadi sebaliknya. Meskipun ini sangat dan amat berat, namanya manusia inginnya selalu hasrat dan keinginannya terpenuhi.

Wallohu A'lam