Para Pembuli Nabi Akhirnya Tewas Di Badar, dijadikan tema singkat namun padat pesan. Beberapa pengguna media sosial dll tidak salah mengutip sifat sifat Nabi SAW yang tersebut dalam ayat 128 At Taubah bagian akhir berikut ini.


لَقَدْ جَاۤءَكُمْ رَسُوْلٌ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ عَزِيْزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيْصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِيْنَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ


Sungguh, benar-benar telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri. Berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, dan (bersikap) penyantun dan penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (Q.S. T Taubah : 128)

sebuah slogan bergambar sebuah instansi pemerintah


Sebagaimana rasul rasul sebelumnya pun ada kemiripan sifat yang umum (global). Yang global ini tentu kurang bagus dijadikan tema, lebih asyik atau menarik dengan tema khusus karena lebih menyasar. Bagaimana menghubungkan sifat sifat mulia ini dengan adanya tema entah bulli membuli atau mencela di depan umum. Saat ini akibat dari kejadian ini dan juga kejadian yang hampir mirip masih menghiasi media sosial di negri konon berlabel +62 ?. Tak lain karena dampak sosial hingga ekonomi kadang muncul dengan paparan atau hasil upload an. Entah itu membuat kaya mendadak, menjatuhkan seseorang hingga menaikkan rating seseorang atau kepentingan lainnya. Inilah efek booming (buzzering) media saat ini.

Penulis memilih titel tulisan dengan sampling nyata atau real kepada baginda nabi besar Muhammad SAW, sebagai insan mulia pun tak lepas dari celaan (bully) ini bahkan yang melakukan tokoh tokoh besar saat itu. Sebagian masih kerabat, sebagian kalangan lain. Pastinya mereka dikatakan pembesar (akaabir) Makkah saat itu. Peristiwa ini singkatnya, Nabi SAW sedang solat dan di saat sujud terjadian bulian (pastinya disertai celaan, tertawaan, mabuk dan semisal) serta melecehkan dengan menaruh barang barang berupa jeroan hewan yang masih segar (baru disembelih). Tentu barang ini diletakkan di punggung saat sujud jadi menjijikkan, bau anyir, ada bercak darah dll sekitar baju yang dipakai rasululloh SAW. Peristiwa ini ada dalam hadis Bukhori di awal awal tentang wudhu dan seputarnya sebagai berikut (klik untuk memperbesar nukilan).


Adapun terjemahannya juga bisa disaksikan sebagai berikut (klik untuk perbesar)


Yang menarik adalah, Nabi tetap melanjutkan sholat nya meskipun pembulian berlangsung dan jeroan jeroan hewan ini menempel di punggung beliau. Dengan disaksikan 2 insan mulia (sahabat Ibnu Mas'ud RA dan putri Nabi SAW Fatimah RA meski masih bocah). dan putri ini akhirnya yang bersihkan kotoran-kotoran di punggung ayahanya (rasulullojh). Jangan ditanya bagaimana perasaan serta ingatan gadis ini akan peristiwa yang baru saja terjadi.

Hingga munculah riwayat ini. Bagaimana tindakan Nabi SAW jika dikaitkan dengan sifat penyantun atau penyayangnya ?. Tentu urusannya lain jika sudah pembulian tentang syariat atau ibadah (yakni solat sekitar ka'bah). Usai solat tersebut ternyata Nabi Muhammad SAW mendoakan kesemua pihak yang telah mencela, mencibir atau membuli dengan ungkapan : urusannya, akibatnya, atau balasannya diserahkan kepada Alloh SWT Sang Pengutus rasul tersebut. Nabi tidak merinci serta sebutkan permohonan apa dan bagaimana wujud balasannya.

Dan ternyata maqbul (terkabulnya doa) tsb dinampakkan bahwa orang orang yang disebut Nabi SAW semuanya tewas dalam perang Badar, di tempat yang saling berdekatan juga. Sekali lagi baca terjemahan dengan utuh, yang meriwayatkan Ibnu Mas'ud RA yang juga masuk tim yang mengakhiri  Abu Jahal (masih suku Quraisy, asalnya bani mahzum). Penyebutan Nabi SAW dalam doa ini secara rinci dengan menyebutkan nama lengkap, yang akhirnya tewas semua, yakni
  1. Abu Jahal
  2. Utbah Bin Rabiah
  3. Syaibah Bin Rabiah
  4. Walid Bin Uqbah
  5. Umayah Bin Kholaf
  6. Uqbah Bin Abu Muaith
Mungkin inilah mustajabnya doa akibat bulian massal tokoh tokoh penentang ajaran rasululloh yang penuh kedengkian, iri hati serta dendam membara. Nabi SAW meski sakit hati karena sedang sholat, masih menunjukkan adab nya yakni tak sebutkan jenis permintaan, diserahkan kepada Alloh SWT. Boleh jadi, sebagai ayah tak tega juga dengan pedulinya sang bocah putri Fatimah RA yang kebetuan juga melihat kejadian ini,  Wallohu A'lam.

Namanya riwayat, ada nabi serta sahabat yang saksikan bahkan putri nabi juga hadir ada beberapa pelajaran bisa dipetik antara lain :

  1. Jangan sekali kali melecehkan mereka yang sedang ibadah apapun bentuknya, apalagi sholat yang murni untuk mencari ridho Alloh SWT
  2. Pelecehan atau pembulian di tanah suci bisa berakibat fatal, apalagi kepada mereka yang sedang taqorub kepada Sang Khaliq (pemilih baitulloh)
  3. Jerohan hewan, entah hati, limpa, bercak an darah atau lain lainnya tidak membatalkan solat baik wajib atau sunnah. Tentang ini tentu akan banyak dibahas dalam hal fikih nya juga perbedaan pendapat para ulama ulama yang kompeten.
  4. Doa di tanah suci menjadikan lebih cepat mustajab apalagi dekat ka'bah, biasanya ini dipraktekkan mereka yang umroh atau haji dengan permintaan kawan, titipan dll
  5. Kepedulian kawan, teman, keluarga dll terhadap mereka yang sedang didolimi, dicela, dibuli (dalam hal ini yang jadi obyek adalah Nabi) menghasilkan kesetiakawanan yang tinggi. Ibnu Mas'ud RA akhinya diantara sahabat sahabat yang cukup dekat hingga perannya menjadi madzab dalam hal membaca Al Quran. Bahkan dalam Badar, beliau Ibnu Mas'ud RA punya target khusus kepada Abu Jahal
  6. Kesemua tokoh penentang nabi atau utusan Alloh SWT ini, sudah tewas mengenaskan dan dalam keadaan menjadi orang kafir (penentang ajaran Islam). Inilah yang nanti di kejadian selanjutnya, anak Abu Jahal bernama Ikrimah RA menjadi muslim, Nabi SAW melarang untuk ungkit kejelekan atau kejahatan Abu Jahal terutama saat putranya ada. Ikrimah RA ini akhirnya menjadi ulama besar serta mujahid yang tangguh setelah Nabi SAW wafat.
Wallohu A'lam Bis Showaab