Kira kira bulan ramadhan jika tak salah muncul statemen tentang pembatalan nasab ba'lawi (bani alawiyyin) yang sambung kepada rasululloh SAW (Nabi Terakhir). Sudah lebih kurang 3 tahun cahpondokkan ikut majelis alawiyyin di masjid riyadh Solo yang bermarga Al Habsy. Dari sekian materi kajian yang semuanya berbobot dengan rujukan kitab kitab yang rekomended oleh ulama ulama dahulu hingga akhir zaman. Demikian value kami selaku peserta, penyimak sekaligus pembaca kitab kitab saat kajian. Dikatakan bermutu karena materi yang disajikan seperti materi kuliah yakni : Sahih Bukhori, Fikih karya ulama alawiyyin lk 100-200 th lalu, Shiroh Nabawiyah, Ihya Ulumudin, Kitab Tafsir Ashobuny. Penyusun Ashobuny belum lama wafat di Mekkah Mukarromah (2021). 

penyusun kitab sofwatut tafasir imam ashobuny

Durasi kajian sifatnya rouhah, yakni siang hari usai adzan Dhuhur hingga 12.30 dilanjutkan dengan sholat dhuhur berjamaah di masjid Royadh Solo dengan imam sohibul bait (Habib Hasan Bin Anis Al Habsy). Di samping masjid Riyadh juga diadakan kajian tafsir tiap hari sabtu, di masjid Assagaf depan RS Kustati  narasumber Habib Umar Assegaf (tokoh habaib senior). Sejak cahpondokkan ikuti hingga saat ini, untuk shiroh nabawiyah 1 kitab selesai (karya Syeh Ramadhan Al Buthy) yang wafat karena serangan bom mendadak saat kajian di Damaskus. Tentu mendengar nama Ramadhan Al Buthy, sangat kental dengan Aswaja (ahlussunah wal jama'ah) di Indonesia. Saat ini dilanjutkan dngan kitab shiroh karya Syeh Yusuf Bin Ismail An Nabhany yakni Wasaailul Wushuul Ila Syamaail Rosul (tengah berlangsung) menuju bab bab akhir kitab. Terlebih bulan maulid atau rabiul awwal full sebulan dengan kitab ini.

kitab shiroh yang dibaca bln mulud th ini

Menilik beberapa majelis di Solo, untuk materi materi mungkin bisa dibilang hampir sama atau imbang. Ada perbedaan yaang sangat mencolok yakni suasana dalam kajian dimana milik Alawiyyin, sangat kental sekali menghormati tamu yang hadir hingga majelis benar benar khusu'. Meski peziarah kadang lalu lalang diluar majelis, namun kondisi khusu' dan tawadhu' tetap terjaga dengan baik. Plus nya lagi, yang ada di barisan depan adalah keluarga besar sohibul bait sebut saja : Habib Syeh Assegaf (kakak ipar tuan rumah), Habib Jamal Assegaf (kakak habib syeh) serta jalur paman paman. Tentu ini akan sulit dijumpai majelis majelis nya kalangan orang Jawa, yang kadang beda ormas atau bendera sudah saling bersaing saingan. Belum lagi kalangan anak anak yang tetap dikondisikan hingga majelis berlangsung amat tenang dan bersahaja. Yahh....bagi yang pernah hadir lalu harus pulang luar kota, suasana ini bikin kangen tersendiri, Sementara narasumber adalah para cucu cucu alm Habib Anis yag wafat 2006 yang dikenal sangat dan cukup santun kepada kalangan lemah (dhu'afa).

suasana rouhah kajian siang saat ada tamu agung

Menjelang haul bulan depan (oktober 2024) biasanya banyak tamu tamu luar negri baik dari Afrika, Asia, Syuriah, Yaman dll dan ini ini contohnya yang kebanyakan ingin support program tahunan ini dan sudah jalan lebih daro 110 th atau tepatnya le 113. Bertemakan Haul Habib Ali, kakek nya alm Habib Anis Solo sementara Habib Ali wafat di tanah asal (Yaman). Sementara acara haul (tahunan) ibi cukup mendapat simpati secara luas karena bisa mendongkrak ekonomi lokal dan pemda. Ini diantara tulisan pembuka saja menyambut banyaknya netizen indonesia yang cukup liar tentang nasab nabi Muhammad SAW. Hal ini ditandai dengan banyaknya akun abal abal bahkan non muslim pun ikutan bersuara (berkomentar). Sangat jauh dari adab dan etika baik dalam bermedsos atau huungan masyarakat secara umum meskipun kenalnya di dunia maya.

Berbagai acara digelar entah dari sang pembatal nasab (kya asal Banten) ataupun Rabithah Allawiyah tetap belum juga mempertemukan kedua kubu, Ada planning acara di kampus buat ketemukan kedua kubu, ternyata juga batal katanya alasan keamanan dsb dsb. Ada acara di Rabithah Alawiyah di kantornya pekan lalu, juga ditandai absennya kyai pembatal nasab. Sampai kapan ini akan terjadi, apakah nunggu sang penguasa negara usai jabatannya ?. Wallohu A'lam

Mubahalah Solusi Jitu Sengketa Nasab, bisa jadi metode untuk mencari kebenaran antara 2 kubu yang sedang sengketa atau berperkara jika ditemui jalan buntu dan nihil terhadap program program yang dibuat. Di blog ini juga pernah ditulis 2 bab tentang nasab nabi ini yang secara umum masih bersifat umum terhadap soal terjadinya pembatalan. Mengutip sabda Nabi SAW yang singkat padat yang termaktub dalam bab Jawami'ul Kalim (ungkapan singkat tapi padat makna) kitab Wasailul Wushuul Ila Syamair Rosul (kitab sampul hijau diatas) yang dituliskan hadist hadist singkat berdasarkan abjad (huruf) yakni di halaman 303.

Untuk terjemahan pada nomor :

1.  82 : Bala' atau cobaan bs juga musibah terwakili oleh beberapa ucapan
2.  83 : Penjelasan (bayyinah) bagi yang tertuduh, sementara yang ingkar harus dengan sumpah

Agar kiranya tidak berlarut larut apalagi media saat ini para pengguna adalah campur aduk (awam, terpelajar terdidik, ilmuwan, pelajar, dll) maka menjadi sugesti yang tidak baik bila kemelut ini dikonsumsi kalangan awam. Kenapa ? akhirnya mereka berkomentar dengan liar dan hanya mengikuti arus, sementara arus ini bisa diciptakan oleh para pemodal yang juga banyak pengaruhnya. Sebut saja seorang penyanyi dangdut berinisial Haji R.I sudah masuk di dalam kelompok pembatal nasab. Cara paling mudah adalah dengan sumpah mubahalah, jika masing masing menghendaki kebenaran mutlak yang dengan sumpah ini memang akan nampak di waktu beberapa waktu yang akan datang.

Hal ini pernah dilakukan oleh Rasululloh SAW beserta keluarganya (ahlul bait) menghadapi tuduhan kepalsuan ajaran rasululloh tentang kedudukan Isa Bin Maryam. Nabi Muhammad SAW nyatakan Isa adalah nabi sekaljgus hamba Alloh SWT, Nasrani mengingkari,  bahwa Isa tetap anak Tuhan. Daripada berlarut larut tuduhan kepalsuan ajaran ini dialamatkan kepada Nabi Muhammad SAW , maka Nabi SAW diijinkan untuk lakukan Mubahalah. Silakan pembaca browsing sumpah Mubahalah yang dilakukan Nabi SAW ini yang akhirnya turun QS Ali Imron.

Pihak Rabithoh Alawiyah (RA) sebagi tertuduh bernasab tidak tersambung nasabnya, sudah berusaha memberikan bayyinah (penjelasan dan informasi) sudah bisa dikatakan CUKUP SYARAT. Sementara pihak Kyai Banten (KB) yang mengeluarkan bentuk tesis sebagai bentuk keingkaran akan nasab Nabi ini juga CUKUP SYARAT . Secara administrasi dan teoritis berbasis statemen keduanya telah cukup untuk saling melakukan " sumpah mubahalah " sehingga umat islam dan khususnya warga indonesia merasa tenang. Sebab waktu lah yang akan jadi saksi serta hakim yang adil.

Wallohu A'lam Bis showaab