Hari ini Jumat dan 2 hari lalu Rabu yang jatuhnya di bulan Islam (Qomariyah) adalah Shofar. Bulan yang jaman jahiliyah dahulu menjadi pantangan untuk bepergian terutama pada hari Rabu nya. Masjid Riyadh Solo untuk kesekian kalinya menggelar acara yang berlawanan dengan tradisi masyarakat ini (baik dari masa jahiliyah sebelum risalah Nabi Muhammad SAW) hingga sebagian masyarakat Jawa di Indonesia memiliki keyakinan bahwa Rabu Wekasan adalah pantangan bepergian. Kajian Rouhah (siang) dipindahkan dari masjid Riyadh Solo ke Villa di Tawangmangu. Cahpondokkan kebetulan tahun ini tak bisa hadir karena kurang fit nya badan pasca kegiatan di Jogja serta Gemolong.

desain rabu wekasan (sumber : tribun)

Nampaknya beberapa habaib di Indonesia dan seluruh dunia mengadakan rihlah (piknik) untuk sekedar melawan hari pantangan bepergian ini. Kelebihan lain majelis rabu wekasan di villa Tawangmangu ini, semua akomodasi, konsumsi, instrumentasi disiapkan dari Solo (masjid Riyadh). Villa tempat majelis kebetulan memang sudah dimiliki oleh dzurriyah (turunan) keluarga Al Habsy Solo yang merupakan jalur panjang dari Habib Ali Al Habsy di Hadramaut yang biasa diperingati tiap tahun (haul) sekaligus mengenang perjuangan Habib Ali Al Habsy yang merupakan acara utama haul tersebut. Sementara mulai kajian rabu wekasan ini dimulai oleh alm Habib Anies Al Habsy (wafat 2004). Sekarang, tongkat penerus dipegang oleh Habib Hasan bin Anies Al Habsy.

majelis rabu wekasan kajian siroh di tawangmangu

Beberapa habib muda seperti Habib Ali Bin Hasan Al Habsy, Habib Muhammad Bin Husein Al Habsy serta Habib Muhammad bin Hasan aL Habsy menjadi pengisi kajian serta pembacaan qasidah. Mengingat rabu adalah kajian siroh nabi,  yang biasa disampaikan oleh Habib Ahmad Al Habsy di masjid riyadh. Kali ini digantikan sementara untuk mejelis di Tawangmangu oleh Habib Ali Al Habsy.