Mengisi blog ini dengan selingan jual beli adalah syah syah saja (for sale istilah kerennya). Karena cahpondokkanBlog memang berisikan pikiran bebas dan apapun yang terlintas dalam ide untuk dicurahkan, tak mengapa dimasukkan dalam blog ini. Ini menunjukkan memang tulisan dengan aroma dan irama bebas, sebagaimana kemerdekaan saat orang mondok (baik dulu) atau saat ini. Mungkin saat ini, sudah mulai agak luntur disebabkan memang tuntutan zaman yang berbeda. Kali ini dengan sedikit santai cahpondokkanBlog menyajikan judul hangat For Sale Rumah Klasik Era 80-an, milik ortu mantan petenis regional Jateng Bp Kemal Assidiqi, ST seorang arsitek dan lama mukim di Jakarta. 

akses jalan klas 2 dari jl raya solo - kartasuro

Kebetulan sekarang sedang menikmati masa masa seperti saat kecil dulu di rumah almarhum ortunya di wilayah Penumping Solo (temporary saja tidak untuk selamanya). Mengingat masing masing putra putrinya sudah memiliki rumah tersebar baik di Solo, dan luarSolo maka rencana rumah itu akan dijual dengan kisaran harga yang pantas. Akses ke jalan raya utama Slamet Riyadi sebagai jantungnya kota Solo serta Jalan Raya Solo-Kartasuro menjadikan asset rumah klasik tersebut cukup bernilai (berharga). Meski konstruksi bangunan era 80-90 an, melihat kondisi bangunan dan geometrinya masih kokoh dan kuat. 

ruang tengah yang cukup elegan

Kemudahan akses ke jalan raya, kemudahan untuk ke tempat ibadah (dekat masjid Istiqomah Penumping) serta dekat dengan Grand Mall (SGM) tentu ada nilai tersendiri. Juga dekat dengan kantor kecamatan Laweyan yang merupakan pusat kordinasi kegiatan masyarakat level kecamatan cukup jalan kaki saja dengan kondisi kanan kiri jalan yang masih asri yakni banyak pepohonan masih terjaga dengan baik. Ada showroom mobil disisi selatan serta perbengkelan sekitar rumah, juga menjadikan rumah beliau untuk segela keperluan tak perlu memakan waktu lama.

ruang tamu nan serasi buat kantoran juga bisa

Keluarga besar dari kauman ini, era 80-90 an termasuk tokoh sekaligus keluarga pengusaha yang terkenal dengan percetakan AB Syamsiyah. Dan di jalur nenek, Bp Kemal diantara masih di garis Mangkunegoro-VI (nenek beliau putri dari Mangkunegoro ke-VI). Demikian informasi singkat yang dapat diperoleh oleh cahpondokkan saat bertamu di rumah ini. Sebagai kawan semasa SMP dan SMA, perjumpaan dengannya menjadikan kenangan tersendiri sambil mengenang masa masa dulu

Bp kemal (kanan) saat kami bertandang di rumahnya

Tak terkecuali menanyakan apakah masih bermain tenis ? ternyata kegemaran olah raga ini masih beliau lakukan,di saat standby di Solo dan ternyata dari tenis lapangan ada hubungan mutualisma (menguntungkan) atau bisnis sesama pemain. Maklum, tenis dikenal juga sebagai olah raga lobi,kata sebagian orang demikian.

ruang pribadi (kamar inhouse) yang nyaman

Sebagai konsultan teknik, interior hingga mebel dan biro arsitektur, serta olahragawan yang handal meski usia tak muda lagi tetap menjadikan hari hari beliau tetap terisi dengan kesibukan. Dari olahraga di lapangan, memperoleh manfaat relasi yang berlanjut dengan order, job, pekerjaan yang meskipun tak besar saat beliau di Jakarta, akan tetapi menjadikan kegiatannya di Solo tetap full activities.

legal letter untuk bangunn tsb

Dibuka penawaran via kontak dengan penulis ini untuk keseluruhan asset yakni meliputi tanah seluas lebih kurang 1000m2 dan bangunan seluas lebih kurang 600 m2. Adapun surat surat administrasi dan kelengkapan lainnya, insya Alloh lengkap mengingat ini juga asset keluarga yang amat bermanfaat bagi generasi generasi penerus alm. Qomaruzaman (ayah sdr Kemal) yang masih kakak adik (hubungan ipar) dengan alm Bp Rusli DMB (tokoh Solo era 80-90 an) dari Padang yang menjadi suami nya kakak ibunya Kemal. Orang Jawa memanggil Budhe dengan Ibu Rusli, dan cahpondokkan sempat menemui pergaulan alm ibunda dengan Ibu Rusli saat masih aktif di Wanita Islam Solo.

Demikian selingan produktif, mudah mudahan semua kalangan yang berminat, lalu berkomunikasi hingga bernego , semuanya diberi kelancaran baik saat menjual atau membeli dan transaksi yang berkah.

Amin