Ada pepatah lama nyatakan Gajah Mati Meninggalkan Gading. Ulama Ulama dan Kyai kuno mati meninggalkan kitab atau tulisan tulisan buat santri santri nya. Ada fenomena bagus yang sempat jadi sentilan cahpondokkan di sela sela tadi jumatan di masjid Jamsaren Surakarta. Jamsaren yang termasyhur karena titisan dan tinggalan alm KH Idris, yang tersohor zaman penjajahan Belanda (1875) dan sempat memiliki murid murid yang mengisi negara ini, sebut saja alm KH Maemun Zubeir, di awal awal yang dalam beberapa ceramahnya selalu menyebut nama Jamsaren. Lalu Syaefudin Zuhri, mentri agama pertama saat Indonesia Merdeka. Bahkan LDII yang didirikan alm Hasan Ubaidah pun, beliau sempat mondok di Jamsaren. Eksistensi Jamsaren nampaknya akan bergeser dengan entah manajemen seperti apa di masa masa yang akan datang. Pemersatu masih ada (hidup) yakni ibu Nyai Ali Darokah yang sudah usia lanjut tentunya (tadi sempat akan sowan) namun sedang tidur istirahat. Melihat kondisi bangunan megah ada yang 3 lantai serta 1 masjid, tentu itu bukan tinggalan biasa. Ada era dimana para perintis alami masa tirakat, melawan penjajah, mengajar santri santri dengan terbatasnya sarana saat itu, dan lain lain masalah klasik lainnya. Meski kondisi demikian, nama nama besar disitu akan tetap dikenang selama nama jamsaren ada walaupun bukan asli Jamsaren yakni : alm KH Idris, alm KH Abu Amar, alm KH Ali Darokah, yang muda alm Drs Syaihu, menantu dan murid alm KH Ali Darokah.

ilustrasi keyboard untuk penulisan digital

Itu contoh sekelumit manusia, insan, pelaku sejarah yang tinggalannya bisa disaksikan zaman now sebagai warisan tak ternilai harga dalam arti tinggalan fisik (gedung, bangunan, sekolah dll) yang dikenal dengan lembaga lokal Al Islam. Akan halnya dengan manusia biasa zaman now, apa yang mereka punya ?. Jawabnya cuma 1 saja yakni : AKUN atau Account baik untuk finansial atau data digital (medsos, gojek, gopay, marketplace, games, ATM Bank dll). Kesemuanya memerlukan akses yang tak boleh salah input nya. Beruntunglah ortu ortu kita tidak sempat menjalani pekerjaan yang rumit tersebut (musti hafal dengan cepat). Belum lagi akses itu membutuhkan alamat atau adress seperti email dan tentu diamankan dengan pin (pasword). Tiap individu me.iliki android, iphone, tablet, notebook dll so pasti memerlukan data masuk yang unik, tak bisa sama persis.

Tepat sudah, jika manusia zaman now mati akan meninggalkan jejak yang tidak nampak akan tetapi riil dirasakan. Oleh karena itu tiap individu disarankan mempunyai pengamanan kode, pin, akses yang bisa diteruskan apalagi data data itu ada nilai historis, strategis terlebih ekonomis. Misalnya akun tentang jual beli, bermain dengan adsense.you tuber dll. Semoga anda para pembaca yang budiman segera lakukan itu semua, mengingat masing masing tak tahu apakah masih ada kesempatan esok hari. Akhirnya muncul ide untuk mencurahkan dalam tema Manusia Wafat Meninggalkan Password