Alloh SWT cukup memperlihatkan ciptaan Nya untuk jadi bahan pelajaran dan perenungan. Ada beberapa group media sosial yang sedikit berhaluan agama, filsafat dan sosial dan semisal  yang sering juga dibahas dan dipertanyakan kemana, dimana dan seperti apa Tuhan itu ?. Bahkan tak segan segan seseorang posting entah nama sebenarnya atau nama alias saja mengajukan status : apa manfaat menyembah Alloh sementara yang disembah tak nampak ?. Kaum Bani Israil pun yang terkenal (ngeyel : bhs jawa) hampir serupa, masih belum percaya (iman) materi materi yang disampaikan Nabi Musa AS. Beberapa ayat memuat kisah mereka diawali di beberapa ayat dalam QS Al Baqoroh-55. Tampak jelas mereka mengungkapan ketidakpuasan terhadap N Musa AS sebagai berikut.

 وَاِذْ قُلْتُمْ يٰمُوْسٰى لَنْ نُّؤْمِنَ لَكَ حَتّٰى نَرَى اللّٰهَ جَهْرَةً فَاَخَذَتْكُمُ الصّٰعِقَةُ وَاَنْتُمْ تَنْظُرُوْنَ

Dan (ingatlah) ketika kamu sekalian Bani Israil berkata, “Wahai Musa! Kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan jelas,” maka halilintar menyambarmu, sedang kamu menyaksikan.

semeru (sumber :potret24.com)

Nabi Ibrahim AS pernah pula hendak mengetahui kekuasaan Alloh SWT seperti apa yakni kekuasaan menghidupkan makhluk, yakni dengan disuruhnya beliau mengambil beberapa makhluk hidup berupa burung burung dengan jenis yang berlainan dengan dimatikan dahulu burung burung tsb dan dibuat semacam remukkan dan dicampur, untuk selanjutnya ditempatkan di tempat tempat yang berbeda. Alloh SWT akhirnya menunjukkan bagaimana burung burung itu akhirnya disatukan lagi sesuai dengan jenis dan nama namanya dengan waktu yang sangat singkat. Beruntunglah beliau Ibrahim AS tidak diberikan pelajaran lain sebagaimana menimpa penerusnya ( N Musa AS).

N Musa AS saat ingin melihat secara fisik bagaimana Alloh SWT itu tampak, disuruhnya melihat gunung dan menyimak apa yang terjadi. Spontan beliau N Musa AS jatuh pingsan dengan gelegarnya suara gunung tsb dan hancur seperti pasir pasir yang amat lembut. Begitu pula N Uzair RA yang menyaksikan kawasan yang telah dihancurkan Alloh SWT tampak rata pandangan mata. Hatinya bergejolak dan mengatakan bagaimana Sang Pencipta menghidupkan atau memakmurkan kawasan/ kota tersebut seperti semula. Apa balasan niyatan baik nabi ini ?. Al Quran menjelaskan bahwa N Uzair AS dimatikan sementara lebih kurang 100 tahun, untuk selanjutnya beliau dihidupkan kembali (QS Al Baqoroh : 259)

اَوْ كَالَّذِيْ مَرَّ عَلٰى قَرْيَةٍ وَّهِيَ خَاوِيَةٌ عَلٰى عُرُوْشِهَاۚ قَالَ اَنّٰى يُحْيٖ هٰذِهِ اللّٰهُ بَعْدَ مَوْتِهَا ۚ فَاَمَاتَهُ اللّٰهُ مِائَةَ عَامٍ ثُمَّ بَعَثَهٗ ۗ قَالَ كَمْ لَبِثْتَ ۗ قَالَ لَبِثْتُ يَوْمًا اَوْ بَعْضَ يَوْمٍۗ قَالَ بَلْ لَّبِثْتَ مِائَةَ عَامٍ فَانْظُرْ اِلٰى طَعَامِكَ وَشَرَابِكَ لَمْ يَتَسَنَّهْ ۚ وَانْظُرْ اِلٰى حِمَارِكَۗ وَلِنَجْعَلَكَ اٰيَةً لِّلنَّاسِ وَانْظُرْ اِلَى الْعِظَامِ كَيْفَ نُنْشِزُهَا ثُمَّ نَكْسُوْهَا لَحْمًا ۗ فَلَمَّا تَبَيَّنَ لَهٗ ۙ قَالَ اَعْلَمُ اَنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

Atau seperti orang yang melewati suatu negeri yang (bangunan-bangunannya) telah roboh hingga menutupi (reruntuhan) atap-atapnya, dia berkata, “Bagaimana Allah menghidupkan kembali (negeri) ini setelah hancur?” Lalu Allah mematikannya (orang itu) selama seratus tahun, kemudian membangkitkannya (menghidupkannya) kembali. Dan (Allah) bertanya, “Berapa lama engkau tinggal (di sini)?” Dia (orang itu) menjawab, “Aku tinggal (di sini) sehari atau setengah hari.” Allah berfirman, “Tidak! Engkau telah tinggal 100 tahun. Lihatlah makanan dan minumanmu yang belum berubah, tetapi lihatlah keledaimu (yang telah menjadi tulang belulang). Dan agar Kami jadikan engkau tanda kekuasaan Kami bagi manusia. Lihatlah tulang belulang (keledai itu), bagaimana Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging.” Maka ketika telah nyata baginya, dia pun berkata, “Saya mengetahui bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.”

N Musa AS, N Ibrahim AS dan N Uzair AS sama sama ingin mendapatkan kemantaban iman dan secara manusiawi (nabi juga manusia juga, hanya memang mereka menerima wahyu di tengah tengah kaumnya), itu adalah hal yang cukup wajar. Termasuk N Muhammad SAW saat diperlihatkan wujud malaikat Jibril dalam rupa aslinya dengan sosok yang sangat besar, juga mengalami ketidaksiapan indera manusia. Kaget, bingung, takut mendadak, gemetar dll disebabkan pemandangan yang tidak biasa. Kegaulauan Beliau SAW digambarkan di awal awal QS Al Muzzammil. Untungnya rasululloh SAW memberikan pesan, fatwa, nasehat dan sabda yang istimewa bahwa umat manusia yang mukmin dan sudah berada di surga (jannah) nanti akan bisa melihat Alloh SWT tanpa halangan (semacam bonus) tersendiri sekaligus keutamaan ahli jannah nantinya. Dan tentu ini sangat ditunggu tunggu peristiwanya, khususnya para penduduk surga, apapun nama surga tersebut.

 : إِنَّكُمْ سَتَرَوْنَ رَبَّكُمْ كَمَا تَرَوْنَ هَذَا الْقَمَرَ لاَ تَضَامُّوْنَ فِي رُؤْيَتِهِ، فَإِنِ اْستَطَعْتُمْ أَنْ لاَ تُغْلَبُوْا عَلَى صَلاَةٍ قَبْلَ طُلُوْعِ الشَّمْسِ وَصَلاَةٍ قَبْلَ غُرُوْبِهَا فَافْعَلُوْا 

Sesungguhnya kalian akan melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat bulan ini (dalam permulaan hadits, diceritakan; waktu itu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang melihat bulan yang tengah purnama). Kalian tidak berdesak-desakan ketika melihatNya (ada yang membaca la tudhamuna tanpa tasydid dan di dhammah ta’nya, artinya: kalian tidak akan ditimpa kesulitan dalam melihatNya). Oleh karena itu, jika kalian mampu, untuk tidak mengabaikan shalat sebelum terbit matahari (Subuh) dan shalat sebelum terbenam matahari (Ashar), maka kerjakanlah (Shahih Bukhari, Fathul Bari, XIII/419, hadits no. 7434)

Semeru Kemungkinan Jawaban Tuhan Bukan Orang Arab, boleh jadi itu narasi penulis yang cukup mengada mengada ?. Bisa saja demikian, namanya berkomentar dan beropini. Namun ini bukan opini kelas kecil, karena ungkapan tsb berasal dari petinggi sebuah negeri. Bilamana rakya bersuara, akan dianggap buih yang diterpa angin., tak ada artinya. Akan tetapi bila ungkapan dari kalangan pejabat tinggi ?, tentu Alloh SWT punya perhatian sendiri. Kenapa ? karena ungkapan, statemen dan pernyataannya akan dibaca dan disaksikan publik apalagi disampaikan pada forum umat Islam ?. Berbicara tentang Alloh SWT namun dengan pendapat sendiri, tentu mengada ada atas nama Alloh dan hal itu sebuah kedustaan yang cukup besar, terlebih dilakukan oleh seorang pembesar negeri. Sebagai penutup, coba simak ayat berikut, untunglah sebagian besar masih ditunda kejadiannya, karena memang bentuk kasih sayang (rahmat Alloh SWT) karena sampai akhir zaman, harapan rasululloh SAW bangga dengan jumlah umatnya yang banyak (muslim).

تَكَادُ السَّمَوَاتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْهُ وَتَنْشَقُّ الْأَرْضُ وَتَخِرُّ الْجِبَالُ هَدًّا

hampir hampir gunung-gunung runtuh, karena mereka menda’wakan Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak (QS. Maryam : 90)

Catatan :

Musibah atau bencana yang sifatnya global atau nasional, tak bisa disamakan dengan musibah individual meski ada kesamaan bahwa karena musibah mengakibatkan syahid di akhirat khusus muslim. Diantaranya karena berjuang hidup karena sakit yang akut, tenggelam, kena reruntuhan dan yang semisal.

Wallohu A'lam


Sebuah video menggambarkan keberanian warga menembus lahar panas

jangan tiru adegan ini cukup beresiko