Mendapatkan sebaran video bocah Palestina ini, seakan teringat tahun 80-an semasa seragam putih biru yang kenal bahasa arab permulaan yang dikenalkan alumni Al Azhar Mesir. Maksidnya ?. Yahh, ada kursus bahasa arab mandiri diluar jam sekolah di SMA Al Islam 1 Honggowongso Surakarta tiap libur sekolah (Jumat, kalau sekarang libur hari Ahad). Kala itu alm ust Rosyidi Asrofi LC mengenalkan pengajaran bahasa arab dengan metode praktis (imla') yakni beliau mendikte dengan ucapanm ungkapan lalu para murid disuruh menuliskan yang beliau diktekan. Geliat Bocah Palestina Yang Menggetarkan, sengaja kami jadikan tema utama mengisi saat jihad dan qital bumi Syam karena ingat tema tema yang disajikan ust Rosidi banyak berkaitan dengan Palestina saat itu dengan aroma sastra dan bahasa yang sangat menyentuh dan tidak diajarkan di sekolah pada umumnya.

mumtazul ghulam (bocah cerdas dan ajaib)

Satu, Dua, Tiga paragraf terlampaui lalu beliau memeriksa satu persatu para murid yang hadir. Semua yang hadir dianggap sudah bisa menulis arab dengan cepat dan benar. Apa hasilnya ?. Hanya 5 % yang bisa ikuti pelajaran ini.Namun beliau tetap sabar sambil meneruskan pelajaran imla' atau dikte secara langsung. Yang sangat diingat, beliau selalu menceritakan keadaan, kondisi Palestina serta situasi yang ada dengan bahasa arab ala beliau (beliau adalah alumni sastra arab). Yang penting para murid murid bisa menuliskan mendekati benar. Namun ternyata, hal ini tak berlangsung lama. 

Setahun berjalam tinggal 5 orang dari 50 hadirin yang hadirnya (dhat nyeng dalam bahasa jawa). Namun yang masih lanjut akan didapat manfaat yang besar sekali. Kenapa ? Berita update saat itu seputar Palestina yang era nya Yaser Arafat (PLO) kalau tak salah. Memang ada perbedaan metode pesantren yang fully nahwu shorof minded dengan metode ust alm Rosydi Asrofi ini. Kebetulan cahpondokkan manut sama beliau hingga akhir SLTA dengan private di rumah beliau seputar komplek ponpes Ngruki yang hanya seorang diri belajar sama beliau @jumat siang. Yahh, ingat keramahan Ibu Rosidi serta Kinkin yang masih bocah saat itu, Kinkin adalah putri beliau yang berambut pirang. Sebelumnya sempat berlangsung kursus di gedung umat islam Kartopuran yang bernaung di bawah DDI (Dewan Dakwah Indonesia) asuhan alm Bp M Natsir yang amat tersohor.

Yang disampaikan bocah itu dalam video persis style, gaya, dan pola saat alm ust Rosidi mengajar, Dengan sedikit gerakan tangan sesekali serta gaya bahasa yang mudah dimengerti namun dengan tata bahasa yang rasanya lain dari yang lain. Sehingga cahpondokkan seakan mendapatkan ide untuk menorehkan kenangan bersama beliau alm ust Rosidi Asrofy yang mengenalkan Palestina sementara kami masih siswa SLTP. Kenangan manis beberapa puluh tahun lalu yang memberi makna dalam, saat  kenal beliau masih seragam celana pendek pula. Dan sekarang menjumpai seorang bocah yang dengan cakap dan kalam baligh (istilah dalam balaghoh yang amat mengena dengan pilihan kata yang tepat). Semoga tulisan ini bisa mengungkapkan rasa kerinduan akan beliau yang sudah di alam lain, dengan asbab (sebab) tampilan bocah Palestina dengan situasi perang beneran (menjadi ide spirit bumi Syam).

Terima kasih sebesar besarnya kepada mereka yang telah memberi ijin kepada  alm. Rosyidi

1. Alm KH Abdussomad Nirbitan yang mengijinkan kami mengambil lughoh pada ust Rosidi Ngruki

2. Alm KH A. Musthofa Nirbitan yang memberi ijin mengajar di pondok bhs arab kelas 1, 2 SMA

3. Drs. Muhtadin, yang mendampingi karya tulis dengan materi bahasa arab sebagai syarat lulus SMA

4. Alm Drs Yaidi Suryomartono, Kepala Sekolah SMA Al Islam 1 saat itu

5.  Alm KH Solihan BA Kauman, yang saat iru sebagai pengampu DDI Surakarta di Kartopuran 

6. Ibu Rosidi Asrofi yang selalu membikin teh hangat/kue selama taklim di rumah hingga akhir SMA


Allohummaghfirlahum Wa'fu 'Anhum, Walahumul Fatihah