Di hari ke-8 menjelang kelahiran Nabi Muhammad SAW 12 Rabiul awal yang diawali tulisan ini semakin membuat kecintaan akan junjungan nabi besarMuhammad SAW. Betapa tidak, dalam kitab karya Imam Sirajudin Al Husaini tersebut secara detail diterangkan sisi sisi keistimewaan baik segi fisik, kejernihan nurani, akal, prinsip dan lain lain. Di hari ke-8 Rabiul Awal pemateri Habib Umar Bin Husein Assegaf, yang biasa membawakan fikih ternyata tetap memberikan nuansa sendiri. Dalam hal ini, kajian fikih seputar hukum, syariah , ketentuan dan sebagainya. Sementara shiroh ke arah sejarah, kisah, latar belakang yang tentu saja kitab tersebut menurunkan sumber sumber yang bagus, minimal berderajad hasan yang masih bisa dipakai untuk rujukan secara tekstual dan kontekstual. Hari ke-8 ini membahas tentang QS Ad Dhuha yang bila hanya berdasar terjemahan saja, akan menimbulkan pengertian tak semestinya. Ayat ini adalah di ayat : 7 yang bunyinya


وَوَجَدَكَ ضَآ لًّا فَهَدٰى
Dia (Alloh SWT)  mendapatimu sebagai seorang yang sesat, lalu Dia memberikan petunjuk

Apakah sesat yang dimaksud adalah kesesatan sebagaimana orang orang yang ingkar kepada Alloh SWT, sementara sejak kecil beliau sudah dijaga dan diasuh oleh orang orang yang lurus (tidak terlibat dalam penyembahan berhala). Imam Sirajudin, sebagai ulama di zamannya sekaligus masih di jalur nasab Imam Husein Bin Ali RA, sangat ilmiah dalam menguraikan makna dibalik ayat tersebut. Yakni bisa saja dengan pemaknaan yang sederhana, yakni saat kecil memang rasululloh pernah kesorean hingga malam belum pulang ke rumah dan kakeknya Abdul Mutholib amat menghawatirkan keadaan itu. Sang kakek akhirnya thowaf, sambil memohon kepada Alloh SWT agar cucunya segera kembali dengan selamat. Justru akhirnya ditemukan oleh Abu Jahal yang tak lain saat itu menjadi tuannya orang Makkah, bahkan nabi Muhammad SAW sendiri usai menjadi nabi mengatakan Abu Jahal adalah Firaunnya Qurais (julukan bagi orang yang kufur) di masa kerasulan. Posisinya masih di Makkah sebelum hijrah ke Madinah.

karya besar sayyiduna muhammad

Sementara bila dimaknai dengan lebih tinggi, sebagaimana kisahnya nabi Yusuf AS dengan ayahnya yakni Nabi Ya'kub AS dengan kisah hampir mirip. Yakni saudara saudara Yusuf AS mengatakan kepada ayahnya untuk mencari Yusuf yang hilang puluhan tahun lalu adalah kesesatan nyata (QS Yusuf). Hampir tiap hari ayah Yusuf itu menangis hingga seperti orang buta, yang ada penyakit di matanya . Atau mirip juga dengan kisah nabi Musa AS, yang awalnya saat masih kecil ada perintah untuk dialirkan di sungai lalu tiba di komplek istana Firaun. Dari Firaun sang penguasa yang dholim ini, akhirnya sang bayi dikembalikan lagi ke ibunya, dengan alasan yang menyusui yang cocok dan dimaui Musa bayi adalah wanita itu (ibunya sendiri) hanya dengan mediasi diantarkan oleh Firaun. Seolah olah kisah itu mirip, yakni masing masing dikembalikan ke walinya, dengan perantara para musuh musuh nabi nabi yang bersangkutan (firaunnya Musa dan Firaunnya Makkah).

Simak video kajian secara live siang tadi (rouhah) di hari ke-8 ini


Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam memaknai kesesatan tersebut, yang pasti Maha Suci Alloh SWT atas anggapan sementara kalangan, bahwa Muhammad kecil juga pernah tersesat lalu diberi petunjuk (sebagaimana ayat-7) itu, bilamana dimaknai apa adanya sebagaimana ayat tsb, akan menimbulkan kesalahan fatal. Harus dipahami kepada mereka yang ahli di bidangnya (tafsir serta riwayat yang sahih). Selengkapnya simak kajian tsb diatas. 

Demikian khulasoh (ringkasan) sebuah pengantar dari majelis penuh barokah insya Alloh, dalam rangka menyambut bulan rabiul awwal dimana Al Musthofa (sang terpilih) ini lahir dengan berbagai sudut pandang.