Ramadhan Al Buthy alm. membukukan kisah syahadatnya 'Adi Bin Hatim dengan informasi yang mengesankan dalam kitabnya fikih shiroh nabawiyah (perjalanan kenabian yakni nabi Muhammad SAW). Rahib Adi bin Hatim, adalah putra konglomerat Arab yang dermawan. Sebagai keluarga kaya sekaligus pendeta, cukup besar wibawa dan pengaruhnya. Sayang, ia menyimpangkan ajaran suci kitabnya sendiri dengan mengutip 1/4 dari rampasan perang dan diketahui Nabi Muhammad SAW. Yang menginspirasi 'Ady adalah saudara putri sendiri, namun 'Adi tetap masih ragu apalagi ia juga seorang tokoh yang pandai dan alim untuk kalangan nasrani (termasuk ahli kitab) yang sering disebut Al Quran. Perlu adakan uji petik untuk manusia yang konon sebagai nabi terakhir untuk sepanjang zaman (khotamun nabiyyin).

nur muhammad yang selalu bikin anugerah

Awalnya 'Adi Bin Hatim gelisah, karena ketokohan N Muhammad SAW bisa mengganggu posisinya. Sebagai kalangan orang atas, jika ia main kasar akan nampak memalukan. Akhirnya lebih baik ia menyingkir ke Syam yang juga mayoritas nasrani (saat itu) karena dibawah kekuasaan romawi. Ternyata di daerah ini lebih parah, karena persaingan beberapa tokoh tiada kendali. Makin kaya seorang tokoh, tetap akan bersaing dengan yang di atasnya. Akhirnya beliau memberanikan diri ke Madinah dan menemui Rasululloh SAW. Kedatangan putra dermawan ini ibarat ngantuk ketemu bantal. Rosululloh SAW  sebagai pribadi agung memahami kedatangannya, meski masih nasrani namun jejak rekam keluarganya amat mengensankan sebagai dermawan. Beliau tentu akan memperlakukan berbeda jika tamunya itu seorang badui (arab gunungan). Dalam ujaran hatinya, Adi berkomentar untuk dirinya sendiri, bahwa ia mampu membedakan : insan yang jujur, sifat raja, sifat kenabian serta insan pendusta, karena ia sendiri juga dekat dengan sifat sifat itu, kecuali sifat kenabian yang memang akan jadi milik para nabi dan rosul.

Adapun urutan kejadiannya adalah sebagai berikut :

  1. Nabi Muhammad SAW menyambut kedatangan beliau (Adi Bin Hatim atau ABH) dengan hangat, bahkan sempat melewati masjid untuk dibawa ke kamar pribadi Nabi SAW. Dari sini muncul perbedaan para ulama dalam memandang bagaimana kafir-musrik masuk masjid, dan tentu tidak dibahas dalam tulisan ini.
  2. Segera di depan ruangan, ABH dikejutkan adanya nenek tua yang akan mengadu kepada Nabi SAW untuk sebuah problematika (persoalan hidupnya), dan ABH ditinggalkan sementara karena Rosululloh SAW harus melayani nenek tua tersebut bahkan dengan waktu agak lama.
  3. ABH menyimpulkan bahwa Muhammad itu adalah benar seorang Nabi yang jujur, dikarenakan seorang Raja tak akan mungkin mau melayani nenek tua. Jika mau, akan mewakilkan bahkan bila tak berkenan, nenek itu akan diusir. 
  4. Dari sini point awal sudah membuat kesan pertama yang membuat hatinya, berubah 180 derajat (membuktikan Muhammad memang jujur bukan dusta)
  5. Sampai di kamar, ABH dipersilahkan duduk diatas pelepah kurma serta lembaran (alas) yang dipakai duduk Rosululloh SAW dan tuan rumah cukup duduk diatas tanah. Dan ini menjadi poin ke-2 nilai positif Muhammad bagi ABH
  6. Terjadi dialog yang akhirnya rasululloh SAW mengkasyaf (mengindra, menebak) apa yang dilakukan ABH yakni ia mengutip, mengambil paksa harta rampasan sebesar 1/4 (25%) yang bertentangan dengan Injil nya N. Isa AS yang tak menyebutkan aturan ini. Dengan inderaan (kasyaf) ini, ABH akhirnya mengakui bahwa ia memang merubah ketentuan yang ada dalam kitab Injil
  7. Dialog selanjutnya, rasululloh SAW menyatakan bahwa enggannya ABH karena muslimin penganutnya minoritas, jauh dengan kekuasaan apalagi kekayaan serta kejayaan bahkan hidupnya kebanyakan dalam kesusahan yang mencolok apalagi ia juga saksikan orang orang yang tinggal di masjid nabawi (ahlusshuffah) yang hidupnya menjadi tanggungan Nabi Muhammad SAW lebih kurang 60-70 orang. Dan ABH pun mengakui, karena ia sendiri menyukai sifat sifat keduniaan itu, bahkan ia mengakui hidup dengan kemewahan dan sebagian diperoleh dari mengambil 1/4 rampasan dari anak buahnya.
  8. Rasululloh SAW dengan nubuwwah nya (tanda kenabian) memberi informasi bahwa dalam waktu tidak lama ABH akan saksikan bahwa istana kaisar Persi, Romawi akan runtuh dan menjadi milik muslimin dan jumlahnya cukup banyak. Serta rasa aman tentram seluruh wilayah muslimin, ditandai amannya wanita seorang diri pergi haji atau umroh ke Makkah dari jarak yang jauh tanpa gangguan penyamun, rampok, sertabinatang buas.
  9. Akan ada masa dimana karena kekayaan wilayah muslim yang melimpah, akhirnya sulit dicari orang orang yang akan menerima zakah atau sedekah dan akhirnya terbukti era Umar Bin Abdul Aziz RA yang saat membagi zakat dan sodaqoh ke afrika, ditolak warga setempat bahkan harta yang banyak dari zakat sedekah itu dikembalikan ke Madinah, saking makmurnya. Sebagai pengganti nya instruksi khalifah adalah membebaskan budak budak yang masih ada saat itu, tanpa syarat ( seperti pada budak mukatab, yang jika ingin bebas dengan menebus dirinya sendiri)
  10. Dua hal yang menyentuh qolbu ABH yakni 2-6 akhirnya membuat beliau bersyahadat di hadapan Nabi Muhammad SAW, adapun bukti nubuwwat (kenabian) ia amat yakin, karena utusan berupa nabi rosul pantang untuk berdusata dan sangat dikenal sifat sifat itu dalam kitab kitab sebelumnya termasuk yang ia pegang sebagai rujukan (injil)
  11. Setelah rosululloh SAW wafat, maka ABH menyaksikan 2 hal yakni (kekayaan wilayah persi – romawi yang jadi ghonimah muslimin) serta keadilan khalifah Umar Bin Abdul Aziz RA yang sering dikatakan khalifah ke-5 atau masuk babak baru dari 30 tahun setelah kepemimpinan N Muhammad SAW (usia khilafah definitif : 30 th sesudah beliau wafat)
  12. ABH akhirnya berkesimpulan, bahwa nabi Muhammad SAW sifat sifatnya tidak seperti raja raja pada umumnya yakni memiliki sifat lebih suka menggunakan kekuasaan atau wewenangnya untuk menjadikan sumber kekayaan atau mesin kekayaan terutama keluarga dan orang orang dekatnya. Dan nantinya dibuktikan bahwa para nabi rosul, tidak mewariskan harta benda secara prinsip akan tetapi mewariskan keilmuwan yang sifatnya abadi karena untuk mengatur dunia hingga pengetahuan akhirat (kehidupan sesudah di dunia).
  13. Bukti nyata sifat kenabian itu terjadi di depan ABH adalah melayani wanita tua, sementara rasululloh SAW saat itu juga menggandeng tangan ABH untuk masuk kamar pribadinya. Wanita itu dilayani sampai ia pulang ke rumah, setelah itu baru berdialog dengan ABH. Inilah sifat nabi rosul yang asli dan sulit menempel di sifat raja raja baik masa dulu hingga sampai kapanpun


Wallohu A’lam