Pagi ini ramai diskusi di radio RDS FM Solo tentang 100 Hari Prabowo Pimpin Indonesia. Semua audiense (komentator) berharap dan pinya angan angan kepemimpinan Prabowo bisa ke arah lebih baik dari sebelumnya. Rakyat menilai Prabowo memang pantas untuk dijadikan pemimpin bukan penguasa. Penguasa bisa diindikasikan ingin menguasai saja, apapun lahannya. Sementara pemimpin, memang beda peran. Pemimpin jelas dorongannya adalah memimpin dan mengarahkan, sangat kontras dengan menguasai. Diantara penelpon atau pemirsa yang menurut cahpondokkan sambut 100 hari kerja presiden baru berkesan adalah bahwa presiden musti buka akses untuk mendengarkan tanggapan, usulan dan masukan yang sifatnya umum. 



Biar kabinet saat ini yang bernama kabinet merah putih lebih efektif menjalankan perahu pemerintahan hingga 5 th mendatang. 100 hari atau 1/3 dari 1 th yang memuat 12 bulan. 100 hari berarti kira kira 3 bulan lebih sedikit. Total pemerintahan adalah 5 th. 5 th sama dengan lebih kurang : 1800 hari. Bagaimana menila 100 hari dari 1800 hari ?. Inilah PR PR yang masyarakat sendiri perlu sadar, bahwa masa 100 hari belum bisa diharapkan dengan terlalu banyak (baca : banyak berharap). Biarkan aliran air mengalir apa adanya dulu, sambil melihat kanan kiri adakah hal ahal yang mengganggu atau bahkan membuat aliran air tambah deras ?.

Yahh, angka 100 memang amat keramat di Indonesia. Akan tetapi jangan dijadikan indikator atau tamda utama. Presiden masih memilah dan memilih mana mana yang jadi prioritas yang perlu dilakukan. Belum lagi persoalan persoalan masa lalu masih banyak yang menggurita dan belum selesai. Jelang akhir tahun 2024 ditandai dengan kejadian global yang menarik seperti kebakaran amerika yang kebanyakan dihubungkan dengan keteledoran presiden AS yang belum lama dilantik. Musibah, kecelakaan, banjir serta situasi dalam negri yang tak menentu, memang seperti bapak penelpon tadi bahwa presiden perlu membuka akses dengan terbuka hingga persoalan kecil pun jika ada. 

Dengan membuka akses inilah, memang harapan masyarakat agar presiden bisa berperan seperti pemimpin dan bukan penguasa.


Wallohu A'lam