Sebagai ibunda yang telah mengandung serta membesarkan anak bernama Yoshua, yang akhirnya tumbuh kembang menjadi pemuda Joshua dan berhasil menjadi anggota (staf) di kepolisian Republik Indonesia. Dengan kelebihan serta kekurangan yang ada pada Joshua yang menjadi bagian keluarga jenderal Sambo dan menjadi orang dekatnya, ternyata dari orang dekat itulah akhir dari hayatnya. Pemuda, anggota Polri serta sebentar lagi akan wisuda, tentu ini menjadi harapan orang tuanya terutama ibunya yakni Ibu Rosti Simanjuntak. Meski cahpondokkanBlog sebagai basis utamanya adalah tulisan dengan ide bebas dengan basis pondokkan, akan tetapi sebagai sesama manusia tak salah menurunkan tulisan ini sebagai bentuk kepedulian sesama warga (bangsa). Rasululloh pun ajarkan, jika ada rombongan pelayat entah apa agamanya disunahkan untuk berdiri sejenak, sebagai tanda peduli sebagai sesama manusia yang memang mengalami kehidupan serta kematian. 

screenshot berita tentang ibunda yosua

Teringat juga cahpondokkan saat ibunda kehilangan putra pertamanya di Bandung, tak beberapa lama usai kakak kami laksanakan haji dari tanah suci. Sedih namun juga ada rasa bangga karena putra dan menantunya sudah leksanakan rukun islam yang terakhir yakni ibadah haji ke tanah suci haromain (Makkah dan Madinah). Namun ibunda hingga sampai pulang Solo tetap menyimpan rasa kesedihan itu, wajar sebagai makhluk sekaligus ibu yang telah mengandung serta merawat kakak kami hingga dewasa. Sengaja ditulis tentang tema diatas setelah melihat berita dari Tribun Medan yang sudah mewartakan ibunda Yosua yang andil memperingati HUT Republik Indonesia ke 77 yang kebetulan dilaksanakan di makam putra tercintanya. Dengan demikian, sumber berita itu kami cropping informasinya lalu oleh cahpondokkan diturunkan tulisan sebagaimana passion cahpondokkanBlog.

paman dan mendiang Yosua (sumber : halloind)

Kembali ke tema utama, ibunda Yosua demikian halnya. Apalagi peristiwa kematiannya sungguh mengharukan bahkan saat ini masih diliputi penuh rasa keadilan yakni proses yang berbelit belit. Maklum rangkaian kejadiannya melibatkan seorang dengan pangkat prima (jenderal) yang bila disamakan dengan dunia sekolah adalah pangkat tertinggi (sebut saja doktor). Teka teki kematiaan putra ibu Josti, yang ternyata tak mudah untuk segera diselesaikan bagaimana putra ibu Josti tersebut terjadi. Hal ini karena dan ternyata keluarga jenderal itu memang kolega, mitra sekaligus memiliki efek yang tak sederhana. Artinya banyak melibatkan berbagai kalangan, baik yang setingkat dengan mendiang Yosua atau mereka yang derajadnya lebih tinggi.  


Tentu kurang pantas membahas hal ini di tulisan ini, yang pasti dan jelas semoga ibunda dan keluarga besarnya diberikan ketabahan yang besar menghadapi proses dan hukum yang sedang menimpa putranya. Putranya sudah meninggal, sudah tak bisa lakukan pembelaan. Semuanya tergantung yang masih hidup, yakni bagaimana mereka yang terlibat itu tetap ingat akan hati nuraninya ketimbang mengalihkan kejadian karena melibatkan orang orang besar di negri ini dengan aneka narasi narasi,

Wallohu A'lam