Sesuai judul atau tema, maka nilai Hijrah memang begitu besar. Tak sekedar peringatan seremonil sambut bulan baru sekaligus tahun baru. Mengingat penentuan kalender islam justru dimulai dan dipelopori oleh khalifah kedua yakni sayyidina Umar Bin Khotob RA. Apa yang dilakukan muslimin (tentu saja termasuk muslimat) seperti : puasa bulan ramadhan, zakat mal (harta benda), umroh, haji, kiblat menghadap masjidil harom, jihad dalam arti perang membela agama Alloh dan masih banyak lagi muncul usai Hijrah. Hijrah dari tanah kelahiran N Muhammad SAW yakni Makkah ke Madinah (Yatsrib). Meski momentum hijrah belum ada tanda tanda, hal unik namun realitasnya terjadi yakni ada migrasi (pindah tempat tinggal) kalangan yahudi dan nasrani ke wilayah sekitar Madinah. Kenapa bisa terjadi ?. 

sholat saat perang juga muncul saat di Madinah

Yahh....mereka memiliki sumber (acuan) atau kitab yakni Taurat dan Injil. Sebagian di pusat kota Yatsrib, sebagian di wilayah luar kota seperti khaibar (peristiwa khaibar) adalah peristiwa besar jihad muslimin usai hijrah karena menyangkut kredibilitas islam di era Madinah pasca gagalnya rasululloh SAW untuk ibadah umroh yang pertama. Sebab selama di Madinah, muslimin di bawah panji rasululloh tetap ada ancaman dari teman lama (Quraisy Makkah). Ternyata yahudi Madinah, bukannya saling memperkuat dengan muslimin sebagai saudara tua, justru malah menyerang dari belakang. Sesama perantau ibaratnya, justru berkolaborasi dengan kalangan Makkah (kampung halaman rasululloh) yang memang sejak awal memusuhi misi visi nabi Muhammad SAW.  Tak tanggung tanggung keberadaan Quraisy dan lain lainnya dalam menghadang peran utusan Alloh SWT tersebut selama lebih kurang 13 tahun lamanya. Selama era permusuhan ini, muslimin belum atau tak diijinkan untuk membalas apapun perlakuan, kekerasan hingga intimidasi musuh musuh islam itu. Bahkan sempat terjadi hijrah 2X yakni karena menyangkut keselamatan muslimin secara fisik untuk mengungsi ke Afrika (Habasyah dengan raja Najasyi yang arifdan bijak meski beragaman Nasrani).

Bak roti berbentuk bulat, maka keberadaan di Makkah masih separuh roti. Maka di Madinah menyempurnakan separuhnya atau bulatnya roti dan diawali dengan momentum Hijrah yang memang sudah diperintahkan oleh Yang Mengutus (Alloh SWT). Peristiwa yang memprihatinkan sebelum hijrah adalah embargo yang dilakukan kalangan Quraisy tersebut, hingga keadaan muslimin Makkah cukup bahkan sangat memprihatinkan. Banyak riwayat ketengahkan Nabi Muhammad SAW dan sahabat sahabat yang ada harus hidup terkungkung menjauh kota dan bertahan hidup seadanya di sebuah lembah beberapa saat, sembari melaksanakan dan menjaga perintah perintah Alloh SWT yakni sholat 5 waktu serta menjaga tauhid karena ancaman begitu dahsyat yakni levelnya sudah nyawa jika kedapatan meskipun menjalankan sholat.

Hijrah yang kisahnya cukup dahsyat bahkan sempat dikuntit (diikuti) Syuroqoh  Bin Malik (akhir hidupnya juga menjadi muslim bahkan sempat menikmati mahkota kerajaan Persia) karena gagal membawa rasululloh saat hijrah baik hidup atau mati hanya untuk mendapat hadiah 100 ekor unta dari bandar Makkah yang sangat anti Islam. Keberhasilan hijrah dan seakan akan rasululloh tenang menghadapi, kenapa ?. Hal ini memang sudah ada jaminan dari Yang Mengutusnya (pernah disampaikan oleh Dr, Hasan Qudsy saat menyampaikan kajian tafsirnya di masjid Baitus Salam Solo). Berbeda dengan perang Badar, yang masih misteri hingga muncul doa pamungkas rasululloh yakni : jika golongan kecil ini (muslimin yang ada di Madinah) dikalahkan, maka Engkau Ya Alloh tak akan disembah selama lamanya. Seakan akan Beliau SAW memang memohon kemenangan. Masing masing jihad qital (perang membela islam) bervariasi sekali. Perang Uhud, disambung Khondaq (perang parit), Khaibar, Tabuk dll serta perang perang yang kecil cukup banyak. Pendapat Ulama yang mu'tamad (kuat) perang itu lebih 70X dan rasululloh ikut lebih dari 20X.

Justru separuh roti (permisalan diatas) semakin menyempurnakan ajaran Islam, karena beberapa wahyu turun menjadikan ciri khas yang berbeda dengan wahyu yang turun di Makkah. Di Makkah ayat ayat turun untuk memperkuat keyakinan, tauhid, prinsip dan semisalnya sementara di Madinah ayat ayat yang turun memang sudah tarafpelaksanaan syariah (aturan) secara riil dan nyata. Hadist hadist pun yang muncul di Madinah, akan berbeda saat saat di Makkah dulu. Sehingga bila rasululloh tak hijrah maka muslimin dunia hanya akan tahu dan kenal sholat saja (isro' mi'roj lebih kurang 2 th sebelum Hijrah). Dengan rasululloh beradadi Madinah akhirnya dikenal surah surah dalam Al Quran yakni Madaniyah plus sunnah sunnah yang amat banyak sekali dari mulai yang sederhana seperti tayamum pengganti wudhu, keajiban puasa ramadhan selama sebulan penuh, perhitungan zakat wajib serta sedekah sedekah sunnah seperti infaq, hadiah hingga hibah. Juga muamalah tentang pernikahan, qishos dan diyat (denda karena terjadi pembunuhan), umroh sebelum haji, serta haji berbarengan dengan umroh, pelaksanaan ibadah kurban dll.

Yang tak bisa dilupakan di era paruh kedua adalah kepemimpinan yang akan berlanjut karena pengganti Nabi SAW merupakan Khalifatur Rosul (pengganti rasul) sebagai pemimpin wilayah (daulah) yang akhirnya bisa bertahan hingga seribu tahun lebih. Bahkan atsar atsar (dasar dasar muamalah para khalifah khalifah itu) oleh Rasululloh SAW bisa sebagai acuan atau dasar hukum juga baik ibadah ataupun muamalah. Mereka termasuk kalangan Rasyidin Al Mahdiyyin (pemimpin yang mendapat petunjuk langsung dari rasululloh) dan secara hubungan baik manusia atau kekerabatan, sangat sangat dekat. Ada yang jadi mertuwa (Abu Bakar RA dan Umar Bin Khotob RA), ada yang sebagai menantu (Usman Bin Affan RA dan Ali Bin Abi Tholib RA). Dasar dasar kepemimpinan itu yang telah diramal waktunya berdasar nubuwah (mukjizat nabi) berlangsung lebih kurang 30 th pasca wafat rasul SAW yang akhirnya terbukti juga dikemudian hari.

Begitu pula muncul beberapa nama nama ahli surga (jannah) juga terdapat riwayat yang masyhur ditandai dengan adanya muslimin kalangan Anshor (warga asli Madinah). Baik peristiwanya secara personal atau kelompok (terjadi saat gagalnya umroh dengan rombongan lebih kurang 1500 personal), yang akhirnya terkenal dengan pengikut Nabi SAW untuk sumpah setya Baiatur Ridwan yang diabadikan dalam QS Al Fath. Tak mungkin disebutkan satu persatu, akan tetapi secara konsepsi yang terjadi adalah demikian (selama penulis mengikuti kajian kajian baik ayat ayat maupun sunnah serta siroh nabawiyah). bahkan sepertinya sederhana, yakni saat saat romantis antara rasul dengan Aisyah RA jelang wafatnya pun sempat dicatat dalam riwayat ini. Terakhir, sebagai ungkapan penutup diucapkan alhamdulillah bisa terwujud tulisan sebagaimana judul tersebut di atas yang tentu saja masih jauh dari kesempurnaan. Akan tetapi paling tidak ada gambaran gambaran kecil bahwa proses Hijrah itu memang seharusnya, bahkan lebih ditekankan menjadi wajib saat risalah Nabi berlangsung. Untungnya umat Beliau SAW sudah diputuskan bahwa Hijrah sudah tertutup karena jazirah arab sudah masuk Islam, dan yang masih tersisa Hijrah saat ini masih ada dengan Niyat dan Sungguh Sungguh dalam mengamalkan ajaran rasululloh SAW.

Wallohu A'lam Bis Showab