Tulisan ini pernah dituliskan di blog lain bertite sangsupersekali yang saat ini tak bisa diakses lagi dan nampaknya tak salah bila cahpondokkan tampilkan lagi tentang kepergian ahli hadist indonesia yakni alm Dr. Luthi yang tinggal di Jakarta. Kepergian Guru, Ustadz, Ulama, Kyai, serta Habaib yang akhir akhir ini di Indonesia cukup menjadi perhatian khususnya umat Islam nasional bahkan bisa jadi internasional mengingat akses mereka yang ada beberapa masuk kancah dunia. Berawal dari almukarrom 'Allaamah KH Maemun Zubeir yang wafat di makkah saat menunaikan ibadah Haji. Menurut pemerhati kaum santri nasional, Indonesia kehilangan paku dunia (pakuning donya) meski ada di era moderen (digital). Bahkan sejak awal pandemi covid diumumkan pemerintah, tak kurang 200 kyai dan ulama berbagai daerah meninggalkan (wafat) dan umumnya membuat kabar itu seperti mendadak.
berita kepergian salah satu ahli hadis indonesia |
Tak kurang dalam hal ini alm Dr Luthfi Fathullah MA, seorang pakar ilmu hadist yang cukup langka. Kenapa langka ?, karena memang kajian hadist tak sebanyak kajian tafsir Al Quran apalagi merebaknya Rumah Tahfidz yang terkadang seperti lahan (bisnis) baru. Namun kesemuanya adalah keniscayaan saja dan tuntutan zaman memang demikian. Akan terjadi perubahan perubahan sepanjang zaman terpenting masih tersiarnya ayat ayat Ilahiyah meski taraf hafalan saja. Seperti kabar malam ini seperti dilansir rakyatku.com info tempo 11 Juli 2021 serta via broadcasting berbagai WA group beliau Dr KH Lutfi Fathullah MA wafat di RSUD Pasar Minggu Jakarta Selatan. Meski banyak media beritakan itu dengan kapasitas kabar berita, sangsupersekali memiliki value yang berbeda mengingat Beliau adalah pakar hadist yang bisa jadi masuk networking dunia khusus ilmu hadist.
Kenapa demikian ?. Tak cukup mengandalkan membaca baca hadist lalu disampaikan, tafsir juga bukankah demikian ?. Sangat berbeda bahkan sangatnya teramat dalam. Pengertian hadist selama ini adalah : kalam, sabda, ketetapan atau bahkan diam nya rasululloh SAW juga tak salah. Tetap benar dan sahih sebagai pengertian yang umum. Akan tetapi memaknai, memahami, hingga mengekspresikan bagaimana hal hal itu ditempatkan pada tempat, porsi hingga kedudukannya musti dan wajib melalui guru (sanad), periwayatan yang sambung menyambung hingga sahabat sahabat Nabi Muhammad SAW dan akhirnya sahabat sahabat itu langsung bertemu, berjumpa,berdialog atau bahkan menyaksikan saja sudah mencukupi dll.
Wafatnya Beliau otomatis menambah daftar panjang, bahkan sanad yang beliau emban jadi terputus. Memang demikian, cara Alloh SWT mencabut ilmu adalah dengan mewafatkan para alim ulama. yang wafat memang jasad fisiknya, akan tetapi beliau membawa risalah yang tak nampak dan hanya bisa disimak bahkan termasuk dinikmati hanya saat mengikuti kajiannya baik offline (langsung di majelis) atau online. Pembawaannya di TVRI kalau tak salah saat itu sekitar 4-5 th lalu, cukup mengesankan. Umumnya kajian hadist memang sedikit minta jatah waktu agak serius bahkan jangan disambi apapun, karena percontohan atau ekspresi dilakukan oleh Rasululloh SAW langsung dalam bentuk khabar yang bersambung. Faktor berantai jadi amat menentukan sekali, sehingga kajian hadist khatamnya pun lama. Semua tergantung pembawa/ narasumber. Beliau mampu bawakan suasana dengan agak sedikit rileks bahkan kadang argumentasi contohnya cukup pas dan tak membosankan.
Bicara hadist, biasanya langsung mengarah ke hadist Bukhori ?, ya ada benarnya. karena kitab sahih Bukhory memang kuat dikalangan ijma' Ulama dulu dan saat ini menjadi kitab tersahih setelah Al Quran. Oleh karenanya Beliau almarhum dengan kualifikasinya membawakan kajian hadist Bukhori yang alhamdulillah difasilitasi TVRI. Wafat beliau menyusul pendahulunya dari salafy yakni alm. Abu Sa'ad Nurhuda MA Jogja yang penulis sempat ikut majelisnya lebih kurang 1 tahun, itu saja Bab Ilmu baru beberapa hadis, dan nampaknya saat ini deadlock. Majelisnya di masjid Sekip UGM, depan fakultas MIPA UGM. Ust Abu Sa'ad MA alm, wafat saat akan berangkat ke Suriah dari Pekanbaru yang juga 9 th mendalami hadist di Pakistan.
Dengan mengambil judul Kepergian Salah Satu Ahli Hadis Indonesia, maka dengan kepergian beliau semoga menjadi batu loncatan buat siapa saja yang: akan, sedang atau pernah bersentuhan dengan majelis hadist (apapun) kitab nya, untuk selalu istiqomah walaupun amalan itu sudah mulai langka, akan tetapi sesuai jaminan dari Rasululloh SAW: akan tetap ada, tinggal kesempatan itu jatuh kemana dan siapa yang akan membawa.
Allohummaghfirlahu Warhamhu, semoga almukarrom al 'allamah Dr Luthi Fathullah MA diampuni segala kesalahannya dan selanjutnya mendapat tempat dan kedudukan bersama : syuhada', solihin, auliya, dan nabiyyin , wahasuna ulaaika rofiiqo.
2 Comments
#uzbekistan, welcome
ReplyDelete#kazahtan, welcome
ReplyDeleteterimakasih sudah atensi