Sahabat nabi Muhammad SAW yang menjadi kholifah-2 adalah Umar Bin Khottob RA yang terkenal dengan berbagai futuhat (kemenangan dengan perluasan wilayah islam) hingga memasuki 2/3 dunia), disamping dikenal sebagai pemberani ternyata diantara 10 besar Ulama kalangan sahabat sahabat yang dijamin masuk jannah (surga) tanpa hisab. Jika ada kalangan yang menghembuskan ajaran dengan anti Umar RA, anti Abu Bakar RA, anti Usman RA dan hanya mengagungkan Imam Ali RA dan ini adalah bentuk penyimpangan nyata ajaran islam hingga akhir zaman. Diantara bentuk pujian terhadap Umar RA adalah : jawaban terhadap tawanan Badr dari Umar RA, ternyata ide briliannya dibenarkan wahyu. Kegundahanannya atas minuman khomr karena menyulut permusuhan antara orang Anshor dengan Sa'ad Bin Abi Waqosh RA (muhajirin) di Madinah, juga permohonan Umar RA agar segera muncul wahyu tentang hukum tegasnya khomr (minuman memabukkan), dan masih banyak lagi manakib (jejak napak tilas) insan yang memiliki gelar Al Faruq itu.

Meski di dalam khilafahnya, ada sedikit cresh (kontra) dengan Kholid Bin Walid RA di bumi Syam sebagai tempat tugas sang pedang Alloh itu (saifulloh) yakni dengan dicopotnya jabatan Kholid RA bukan berarti itu menandakan kekurangan Umar RA. Secara edukasi, jika terlalu memegang kendali tanpa pergantian, justru bisa melemahkan atau mengurangi jatah kesiapan calon pengganti dan sebagai panglima pengalaman, Kholid tetap berbesar hati karena ini adalah perintah khalifatulloh yang recomended prestasinya. Bagi para pembenci para sahabat sahabat nabi Muhammad SAW khususnya yang dihembuskan kepada 4 sahabat besar (kibar), untuk semestinya menyadari saat ini bahwa saat berkunjung di Madinah, tak bisa dipungkiri bahwa Umar RA makam nya bersama dengan insan terbaik sepanjang zaman (khoirul anam saairuz zamaan).

hadist bukhory ketengahkan istana Umar RA

Ada hadist yang menjelaskan tentang sebuah tempat yang indah di Jannah yang akan disiapkan untuk Umar Bin Khottob RA dengan di sekitar istana tsb ada gadis/ perawan yang sedang berwudhu, dan ini ada dalam mimpi Nabi Muhammad SAW. Meski dalam hadis ini diselipkan pula nama Rumaisho (istri Abu Tholhah RA) dimana di seputar Rumaisho ada langkah langkah sandal Bilal Bin Rabah RA. Sedangkan istana untuk Umar RA, dengan lafadz yang lainnya (menunjukkan keutamaan Bilal Bin Rabah RA yang bekas budak dan masuk islam awal awal meski dengan siksaan majikannya). 

rumaiso dipakai namanya sebuah website dakwah 

Dari hadist itu bisa diambil beberapa faedah, hikmah antara lain :

  1. Jabir Bin Abdullah RA selaku pendengar-1 hadist termasuk sahabat beruntung karena mendengar khabar mimpi nabi Muhammad SAW yang juga wahyu
  2. Rumaisho, yang kadang diartikan bertahi lalat spt terjemah tsb, adalah nama istri Abu Tolhah RA setelah Ummu Salamah (ibunya Anas Bin Malik RA) dan menempati juga  istana di Jannah
  3. Bilal Bin Rabah RA, meski mantan budak dengan suara sandalnya di jannah otomatis beliau juga termasuk ahlul jannah (penduduk surga)
  4. Arti hamba sahaya dalam terjemahan google dokument itu kurang tepat, jariyah : memiliki arti yang banyak. Di surga tidak pantas dengan kata hamba sahaya (budak). yang tepat adalah : gadis, perawan atau pasangan
  5. Kecemburuan Nabi SAW menunjukkan, sebagai sesama manusia (insan biasa) untuk menjadikan pelajaran bahwa kedudukan seseorang terkadang bisa memunculkan sifat cemburu. Namun Nabi Muhammad SAW hanya menunjukkan sebatas pelajaran wajar sesama manusia
  6. Jawaban Umar RA menunjukkan kecerdasannya, bagaimana mungkin Umar RA meski sudah dinyatakan ahli surga bisa mencemburui insan kamil (manusia sempurna) seperti yang disandang menantu sendiri yg juga seorang utusan Alloh SWT  (Umar RA adalah ayahanda Khafsoh RA, diantara istri nabi SAW).
  7.  Ucapan semacam sumpah : demi bapak ibuku, bapak ibuku sebagai tebusan adalah kalimat biasa di ranah tanah arab saat itu dan biasa diucapkan siapa saja baik ia muslim atau bukan kalangan muslim. Mungkin saat ini sudah tidak pantas diucapkan, karena sudah ada ajaran sumpah hanya dengan menisbatkan kepada Alloh SWT baik dengan ucapan : Billahi, Wallohi, Tallohi , dll yang artinya " demi Alloh "