Persepsi yang sering berkembang baik dari sumber gambar, foto, tulisan, narasi, berita bahkan di zaman kenabian tetap ada dan terkadang berbeda dengan harapan semula. Akhirnya menjadi kejadian biasa yang sering timbul konflik baik berat atau ringan. Persepsi kali ini cahpondokkan masukkan kategori olah toto (pengganti tag sebagai hadist) mengingat masih adanya perayapan tema yang gencar saat ini di jagad maya dan sosial. Kasus atau peristiwa kami ketengahkan sebagai kasus yang istimewa karena terjadi di zaman Rosululloh SAW masih ada, persepsi yang salah menimpa beberapa sahabat Beliau SAW. Rasululloh SAW memiliki beberapa hamba sahaya, diantara tulisan kali ini sebut saja Amir Bin Akwa RA. Kelihaiannya dalam bersyair, saat Rosululloh SAW dan sahabat sahabatnya akan berangkat jihad di medan laga Khaibar para sahabat sahabat itu minta Amir Bin Akwa untuk memberikan semacam syair penyemangat. Karena diminta akhirnya keluarlah dari mantan hamba sahaya Nabi Muhammad SAW itu sejumlah 4 baris dan cukup sebagai penggugah mereka saat berangkat. Saking riuhnya, Rasul SAW pun bertanya siapa pembuat syair itu ? Amir Bin Akwa Ya Rasul, jawab rombongan pasukan muslim tersebut. Akhirnya muncul doa Beliau : semoga Alloh SWT merahmatinya (di akhir riwayat sahabat ini akhirnya wafat sebagai syahid)

terjemah hadist versi pdf di google

Singkat cerita yang ada riwayat itu (dalam hadist Bukhori : 4196 kitab asli  ), sampailah di lokasi medan laga dan masing masing dengan perangkat perangnya menghadapi yahudi Khaibar (usai dari Hudaibiyah yang boleh dikatakan sebagai peristiwa Hudaibiyah adalah umroh pertama yang gagal berangkat namun mereka yang hadir Hudaibiyah menjadi pasukan utama di Khaibar sebagai syarat ikut serta dengan Nabi SAW). Gemuruhnya perang mengharuskan Amir Bin Akwa RA sang penyair bagus itu menggunakan senjatanya yang kebetulan pendek dan tidak standar perang. Karena gerakan lincahnya, dan sasarannya luput dari serangannya akhirnya kena tubuhnya sendiri dan akhirnya gugur sebagai syuhada. Luka bagian kaki terutama mata kakinya berakibat fatal (meninggal). Usai kejadian itu Rasul SAW menyapa Salamah Bin Akwa RA (saudara Amir Bin Akwa RA) yang agak kurang cerah wajahnya dan saat ditanya rasul SAW sahabat itu katakan : mereka (rombongan pasukan muslim) mengira Amir Bin Akwa RA mati sia sia (mungkin persepsinya sahabat Amir RA mati bunuh diri). Dengan tegas, Rasul SAW katakan bahwa itu dusta dan Amir Bin Akwa justru telah meraih 2 pahala akibat luka luka yang dideritanya. Yakni berusaha melumpuhkan lawan serta kehilangan anggota tubuhnya yang akan digantikan kedua jari jari kakinya di hari akhir kelak.

bait dan syair Amir Bin Akwa RA

Hasil dugaan atau persepsi yang cukup bahaya dari sahabat sahabat Nabi Muhammad SAW tadi yang bisa dikatakan persepsi yang mendekati bahaya (anggap mati sia sia dengan penglihatan mata/ lahiriyah) ternyata salah besar dan untungnya Rasul SAW saat masih ada langsung mengklarifikasi yang tentu ada pemberitaan berupa wahyu. Inilah diantara ide tulisan Olah Persepsi Dengan Klarifikasi. Berapa banyak persepsi, narasi, pandangan, anggapan dan semisalnya yang berujung pada kesalahan dan andai saja tidak diklarifikasi dengan segera, bisa berefek besar di kemudian hari. Semoga kanjeng pembaca yang budiman bisa ambil pelajaran dari kisah yang ada dalam riwayat Al Bukhori tersebut.