Muslimin sejagad sangat sepakat bahwa Usman Bin Affan RA tak pernah lepas dari simbol kekayaan plus kedermawanannya untuk perjuangan islam awal hingga wafatnya sebagai amirul mukminin (khalifah ke-3). Bahwasanya di dalam pemerintahannya yang tidak selama sebelumnya yakni Umar Bin Khottob RA adalah memang demikianlah qudrotillah subhanahu wata'ala. Ada beberapa hadis yang memang saat khilafah Usman RA (khilafah-3) syarat dengan demo atau semacam rasa ketidakpuasan. Namun sebenarnya itu, tak sedikitpun membuat madhorot di masa pemerintahannya. Berbeda dengan pandangan orientalis (islamphobia) yang menjadikan kholifah Usman RA sebagai bentuk kelemahannya. Tulisan dengan judul Kedermawanan Usman RA Masih Negatif Bagi Orientalis, melengkapi khazanah hikmah dari adanya perang tabuk yang di dalamnya ada peran sahabat mulia Usman Bin Affan RA dengan besar nilai infaq fi sabilillah nya.

Diantara bentuk tuduhan atau sangkaan kalangan orientalis (mustasyrikin) menurut fikih shiroh nya alm. syeh Ramadhan Al Buthy adalah :

  1. Mengangkat saudara saudara sebagai pejabat terkait
  2. Gaya hidup yang mewah diantara para petinggi negara
  3. Banyaknya demonstrasi yang menimpa selagi pemerintahan berlangsung

Saat mau berangkat ke perang Tabuk, sahabat yang terpilih dan terbaik dengan urutan ke-3 ini telah menyerahkan 300 unta lengkap peralatan serta uang tunai 200 'uqiyah perak menjadikan Rasululloh SAW memberikan apresiasi tersendiri. Beliau SAW langsung menyatakan : Maa Dhorro Maa Fa'ala Utsman Ba'da Haadzal Yaum (Tidak ada satupun yang membuat madhorot untuk Usman setelah penyerahan harta bendanya hari ini/ saat akan ke Tabuk).

Terkait wafatnya beliau yang juga masih dalam lingkaran protes warganya, beberapa ahli sejarah memang mencatat itu adalah bentuk musibah yang menimpanya. Rasululloh SAW sendiri memang pernah menyebut beliau dengan sebuatan ahli jannah (penduduk surga) namun dipenuhi beberapa peristiwa bala' (musibah). Peristiwa ini dikenal saat Abu Musa Al Asy'ari RA (sahabat lanjut usia) yang ingin berguru kepada Rasululloh SAW pada hari itu secara full (mulazamah). Di dapati bahwa Nabi Muhammad SAW duduk di sumur Aris, dan bahkan Beliau SAW menjulurkan kaki nya hingga nampak betis. Secara singkat, inti hadist itu terdapat dalam sahih Bukhori : 3546 (google) atau 3672 (kitab asli).  Rasululloh SAW duduk ditemani sebelah kanan : Abu Bakar RA, disusul Umar Bin Khottob RA sebelah kirinya, lalu Usman RA disisi atau arah lain, dan Nabi SAW pun menyatakan : Usman RA adalah ahli jannah (surga) dengan beberapa musibah yang menerpa.

Perowi hadist itu (Sa'id Ibnu Musayyab RA) menakwilkan arti duduknya Usman RA disisi yang lain, tidak bersebelahan dengan Nabi adalah bentuk terpisahkan sayyidina Usman Bin RA dari pemakaman yang menyatu antara Nabi Muhammad SAW dengan Abu Bakar RA dan Umar Bin Khot.tob RA. Tentang sumur  roumah yang juga sebagai peninggalan (wakaf sayyidina Usman Bin Affan RA) ini, mungkin di portal wikipedia telah mencatatkan berikut ini

Maksud orientalis membuat statemen kelemahan kholifah ke-3 tersebut, menurut fikih shiroh tiada artinya apa apa dibandingkan kedudukan mulia berdasarkan perkataan (sabda sabda) Nabi Muhammad SAW yang banyak sekali menyinggung keutamaan sahabat pilihan Usman Bin Affan RA. Dan tak kalah penting kodifikasi Al Quran yang sebagian menyatakan dengan mushaful imam adalah buah karya kholifah rosyidah ke-3 itu, dan sebagian lagi menyatakan dengan Mushaf Usmani. Berkat jasa jasa inilah berserta ungkapan Usman RA yang mengutip sabda Nabi SAW tentang sebaik baik kalian adalah yang mempelajari Al Quran dan mengajarkannya, dengan qudrotillah beliau wafat juga dalam keadaan membaca Al Quran, dan potongan anggota tubuh (jari jemari ) sambil meneteskan darah mengenai ayat ayat yang sedang dibaca yakni pada bunyi ayat : Fasayakfiikahumulloh (Alloh SWT akan mencukupkan kamu dari mereka mereka ).


wallohu A'lam